Dubes RI

Pesan Dubes RI: Mahasiswa Indonesia Harus Jaga Persatuan dan Diplomasi

Pesan Dubes RI: Mahasiswa Indonesia Harus Jaga Persatuan dan Diplomasi
Pesan Dubes RI: Mahasiswa Indonesia Harus Jaga Persatuan dan Diplomasi

JAKARTA - Dalam dinamika hubungan internasional yang terus berkembang, peran mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri semakin dipandang strategis. 

Tidak hanya berstatus sebagai penuntut ilmu, mereka juga menjadi jembatan budaya dan diplomasi bangsa. 

Kesadaran akan hal tersebut kembali ditegaskan oleh Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, yang memberikan pesannya kepada para mahasiswa Indonesia di Tunisia agar mampu memperkuat hubungan kedua negara melalui kontribusi akademik, publikasi, dan pelestarian sejarah.

Pesan ini disampaikan Dubes pada acara Indonesian Day di Tunisia, sebuah kegiatan yang dirancang untuk merayakan identitas Indonesia sekaligus mempererat hubungan diplomatik dengan Tunisia. 

Pada kesempatan itu, Zuhairi menyoroti pentingnya menjaga akhlak, menjunjung persatuan, serta mempertahankan semangat belajar sebagai modal utama mahasiswa untuk menjadi pemimpin di masa mendatang. 

Ia menyebut, “Mahasiswa Indonesia di Tunisia adalah calon pemimpin masa depan. Saya berpesan agar mereka menjaga akhlak, menjunjung persatuan, dan mempertahankan semangat belajar.”

Penekanan Dubes pada Diplomasi Budaya dan Hubungan Historis

Dalam sambutannya, Dubes menyoroti bahwa diplomasi yang dilakukan Indonesia tidak hanya mencakup aspek ekonomi atau politik, tetapi juga melibatkan diplomasi budaya, pendidikan, dan nilai-nilai kemanusiaan. 

Ia menegaskan bahwa perkembangan hubungan Indonesia Tunisia harus terus dijaga melalui kerja sama riset, publikasi ilmiah, pengenalan sejarah, serta kegiatan-kegiatan diaspora yang mendorong kedekatan kedua bangsa.

“Hubungan diplomatik Indonesia–Tunisia perlu diperkuat, terutama melalui publikasi, kajian, dan pengenalan sejarah hubungan antara Soekarno dan presiden pertama Tunisia, Habib Bourguiba, agar nilai persahabatan sejarah hidup sepanjang masa,” ujarnya. 

Melalui pernyataan ini, ia menegaskan kembali bahwa kedekatan Indonesia dan Tunisia bukanlah baru muncul beberapa dekade belakangan, tetapi telah memiliki fondasi historis yang kuat sejak era kemerdekaan.

Zuhairi bahkan mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Tunisia. Hal itu menjadi simbol eratnya ikatan emosional dan diplomatik kedua negara. 

Ia kembali menegaskan bahwa Indonesia dan Tunisia “sama-sama berdiri di atas nilai iman, kemanusiaan, toleransi, dan persahabatan,” sebuah landasan moral yang hingga kini menjadi karakter kerja sama kedua negara.

Pemikiran Dubes dalam Karya Buku dan Diplomasi Akademik

Selain memberikan pesan kepada mahasiswa, Zuhairi juga menyampaikan pengantar mengenai isi bukunya berjudul “Indonesia wa Tunis Ashab”. 

Buku tersebut memuat refleksi dan catatan hubungan kedua bangsa dari perspektif kebudayaan dan diplomasi yang ia perjuangkan saat menjabat sebagai Duta Besar.

Pemikiran yang ia sampaikan dalam buku itu bersinggungan langsung dengan peran mahasiswa Indonesia di Tunisia. Mereka diharapkan mampu menjadi penyampai nilai-nilai sejarah persahabatan yang telah terbentuk sejak era Soekarno dan Habib Bourguiba. 

Dengan menyebarkan pengetahuan tersebut dalam forum akademik maupun masyarakat umum, hubungan Indonesia–Tunisia dapat terus hidup dan relevan di masa mendatang.

Indonesian Day: Penguat Persahabatan Melalui Mahasiswa dan Diaspora

Indonesian Day yang digelar oleh mahasiswa Indonesia di Tunisia bersama Badan Pengurus Cabang Kairouan, Kampus Az-Zaitunah, PPI Tunisia, dan KBRI Tunis mengusung tema “Menghidupkan Spirit Nusantara di Tanah Afrika Utara.” Acara ini diselenggarakan di Universitas Zaitunah, salah satu pusat pendidikan Islam tertua di dunia.

Kegiatan ini tidak sekadar menjadi wadah pertemuan budaya, melainkan juga menguatkan diplomasi antarmahasiswa, akademisi, serta tokoh masyarakat Tunisia. Acara tersebut turut dihadiri pejabat penting, seperti gubernur Kairouan dan Imam Besar Masjid Agung ’Uqbah bin Nafi’. 

Kehadiran mereka menegaskan pengakuan dan apresiasi Tunisia terhadap keaktifan mahasiswa Indonesia sebagai agen diplomasi budaya.

Penyelenggara acara yang juga merupakan dosen Zaitunah, Buhaha, mengungkapkan bahwa Indonesian Day memiliki nilai khusus karena mempertemukan dua negara melalui semangat akademik dan persaudaraan.

Buhaha menyampaikan, “Mahasiswa Indonesia tidak hanya penuntut ilmu, tetapi juga pengemban peran untuk memperkuat hubungan budaya dan diplomasi Indonesia di Kairouan, Tunisia.”

Pernyataan tersebut mempertegas bahwa hubungan Indonesia–Tunisia tidak lagi sebatas diplomasi antar pemerintah, tetapi juga bergerak melalui komunitas akademik dan mahasiswa yang aktif berjejaring.

Perkembangan Jumlah Mahasiswa Indonesia di Tunisia

Az-Zaitunah, sebagai salah satu kampus yang banyak menampung mahasiswa Indonesia, juga memberikan pandangannya mengenai perkembangan mahasiswa Nusantara di Tunisia. Pihak kampus menyebut bahwa jumlah mahasiswa Indonesia yang semula hanya lima orang kini telah berkembang menjadi 66 mahasiswa.

Kampus Zaitunah menyatakan komitmennya untuk terus memberikan pendidikan terbaik, termasuk perhatian khusus bagi mahasiswa Indonesia. Komitmen tersebut dipandang sebagai bagian dari kerja sama akademik antara institusi pendidikan Tunisia dan Indonesia yang semakin erat.

Makna Diplomasi yang Dibangun Melalui Mahasiswa

Pesan Dubes serta rangkaian kegiatan Indonesian Day menegaskan kembali bahwa peran mahasiswa diaspora dalam diplomasi sangat besar. Mereka membawa nilai-nilai Indonesia ke lingkungan perkuliahan internasional, menjadi representasi budaya, sekaligus menjadi penghubung antara negara tempat belajar dan tanah air.

Melalui publikasi ilmiah, diskusi akademik, kegiatan budaya, dan pelestarian sejarah hubungan Indonesia–Tunisia, para mahasiswa dapat memperkuat dasar diplomatik yang telah dibangun sejak dekade awal kemerdekaan kedua negara. 

Di tengah dunia yang semakin terhubung, diplomasi tidak lagi hanya dilakukan oleh pejabat negara, melainkan juga oleh mereka yang berada dalam jejaring pendidikan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index