Anak Taat Aturan

Rahasia Anak Taat Aturan Menurut Ahli dengan Peran Konsisten Orangtua

Rahasia Anak Taat Aturan Menurut Ahli dengan Peran Konsisten Orangtua
Rahasia Anak Taat Aturan Menurut Ahli dengan Peran Konsisten Orangtua

JAKARTA - Dalam proses tumbuh kembang anak, aturan bukan sekadar batasan, melainkan bagian penting dari pembentukan karakter. 

Banyak orangtua mungkin bertanya-tanya mengapa anak sulit mengikuti peraturan yang sudah disepakati di rumah, padahal tujuannya jelas untuk kebaikan mereka. 

Tantangan ini sebenarnya bukan sekadar soal anak tidak mau mendengar, tetapi berkaitan erat dengan bagaimana aturan itu disampaikan dan diteladankan oleh orangtua. Ketika orangtua mampu menghadirkan suasana rumah yang konsisten dalam penerapan aturan, anak akan lebih mudah memahami dan menaatinya. Cara orangtua berbicara, bersikap, hingga kebiasaan harian menjadi acuan utama yang ditiru anak setiap hari.

Aturan menjadi fondasi agar anak tumbuh menjadi pribadi disiplin, bertanggung jawab, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Contoh sederhana seperti larangan menggunakan HP saat makan bukan hanya dimaksudkan agar anak fokus pada makanan, tetapi juga membentuk kebiasaan sopan santun saat berada di luar rumah. Banyak perilaku anak berakar pada apa yang mereka lihat setiap hari, sehingga pola asuh konsisten menjadi kunci utama dalam membangun kepatuhan.

Hal ini juga ditegaskan oleh Dr. Yasinta Astin Sokang, M.Psi., Psikolog, yang berpraktik di Ibunda.id sekaligus Asst. Prof. program studi psikologi Universitas Kristen Krida Wacana. 

Ia menjelaskan bahwa komunikasi yang disampaikan orangtua kepada anak harus memiliki keselarasan antara ucapan dan tindakan. Saat ditemui di Kantor Google Indonesia, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, ia menekankan pentingnya konsistensi dalam isi pembicaraan dan perilaku orangtua.

Konsisten dalam Ucapan dan Perilaku

Menurut Astin, ketika ayah dan ibu menerapkan aturan penggunaan HP di rumah, mereka perlu memastikan bahwa apa yang mereka sampaikan selaras dengan yang mereka lakukan. 

Jika melarang anak bermain HP saat jam makan, maka orangtua juga sebaiknya tidak mengucapkannya sambil memegang HP. Ketidakselarasan ini bisa menimbulkan kebingungan pada anak karena mereka melihat perilaku yang berbeda dari aturan yang diberikan.

Hal ini menunjukkan inkonsistensi yang justru dapat melemahkan efektivitas aturan. Orangtua mungkin sudah menjelaskan larangannya, tetapi tanpa contoh nyata, anak akan kesulitan memahami bahwa aturan tersebut benar-benar penting. 

“Sehingga yang diperlukan adalah, ketika menyampaikan kepada anak, apa yang disampaikan juga konsisten dengan apa yang dilakukan oleh orangtua,” ucap Astin. Ia menambahkan contoh, “Sebagai contoh orangtua bilang, ‘Nak, jangan main HP’. Maka orangtua jangan bicara sambil main HP juga.”

Rutinitas yang Konsisten

Konsistensi juga harus diterapkan dalam rutinitas harian di rumah. Jadwal makan, waktu bermain, penggunaan HP, hingga jadwal belajar perlu diterapkan secara teratur agar anak terbiasa mengikuti pola yang sama setiap hari. Bila orangtua mengharuskan anak makan malam pukul 19.00, maka mereka juga perlu berusaha makan pada waktu tersebut. Anak belajar melalui observasi, sehingga rutinitas yang dilakukan bersama akan memperkuat kebiasaan baik.

Selain itu, konsistensi juga penting dalam jawaban yang diberikan ayah dan ibu saat anak bertanya mengenai aturan yang berlaku. Ketika orangtua memberikan jawaban serupa, anak akan merasa lebih mudah memahami aturan tersebut tanpa kebingungan. “Ketika anak bertanya pada mama dan bertanya pada papa, jawabannya akan sama. Konsistensi seperti ini yang dibutuhkan oleh anak, sehingga orangtua itu betul-betul bisa menjadi role model,” ujar Astin.

Pentingnya Aturan dalam Kehidupan Anak

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Minggu, 30 November 2025, menjelaskan bahwa aturan keluarga membantu anak memahami perilaku mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Saat anak bertambah besar dan memasuki lingkungan sosial yang lebih luas, mereka akan berhadapan dengan berbagai peraturan lain di luar rumah. Kepatuhan terhadap aturan di rumah menjadi dasar agar mereka mampu menyesuaikan diri dengan baik di berbagai situasi.

Melanggar aturan, menguji batas, atau kadang lupa adalah hal wajar bagi anak-anak. Karena itu, penerapan konsekuensi yang konsisten sangat diperlukan. Dengan adanya konsekuensi, anak belajar bahwa setiap aturan memiliki tujuan dan perlu diikuti. Cara ini membantu mereka memahami pentingnya aturan dan dampak perilaku mereka terhadap lingkungan.

Semua Anggota Keluarga Perlu Patuh

Agar anak benar-benar memahami aturan yang diterapkan, seluruh anggota keluarga perlu ikut mematuhinya. Ketika aturan hanya diberlakukan untuk anak sementara orangtua tidak mengikuti, anak bisa merasa bingung dan menganggap aturan tersebut tidak penting. Konsistensi dalam lingkungan keluarga menjadi kunci agar anak tidak ragu mengenai mana yang benar dan mana yang perlu dihindari.

Beberapa langkah dapat dilakukan agar aturan disepakati dan dijalankan bersama. Misalnya, orangtua dapat mendiskusikan aturan yang akan diterapkan, kemudian menyepakatinya bersama seluruh anggota keluarga. Selain itu, orangtua juga bisa memasang pengumuman berisi aturan di tempat yang mudah terlihat. Dengan begitu, aturan dapat diketahui, dipahami, dan diikuti bersama tanpa pengecualian.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index