Bank Indonesia

Bank Indonesia Ajarkan 3M Untuk Gen Z Bangun Masa Depan Finansial

Bank Indonesia Ajarkan 3M Untuk Gen Z Bangun Masa Depan Finansial
Bank Indonesia Ajarkan 3M Untuk Gen Z Bangun Masa Depan Finansial

JAKARTA - Generasi muda kini memiliki peluang besar untuk menjadi investor sukses jika memahami prinsip pengelolaan keuangan yang tepat. 

Bank Indonesia (BI) menekankan tiga kunci atau 3M agar Gen Z mampu berinvestasi cerdas dan menyiapkan masa depan finansial yang stabil. Penerapan prinsip ini menjadi fondasi untuk menghindari risiko, membangun kebiasaan menabung, serta menanam modal secara aman dan bijak.

Memahami Profil Risiko: Fondasi Investasi

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menegaskan bahwa langkah awal menjadi investor cerdas adalah memahami profil risiko. Setiap investor perlu mengetahui seberapa besar toleransi mereka terhadap risiko sebelum menempatkan dana dalam instrumen investasi.

“Pertama, harus memahami dengan baik profil risiko sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi serta memprioritaskan instrumen yang resmi dan berizin,” jelas Destry.

Profil risiko menentukan pilihan instrumen, mulai dari yang konservatif hingga yang agresif. Instrumen yang resmi dan berizin juga memberikan jaminan hukum dan keamanan dana. Dengan pemahaman ini, investor muda dapat membuat keputusan cerdas tanpa terpengaruh oleh iming-iming keuntungan cepat yang berisiko tinggi.

Merencanakan Keuangan Sejak Dini

Kunci kedua dalam prinsip 3M adalah merencanakan keuangan sejak dini. Destry menyarankan agar generasi muda membangun kebiasaan positif dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran.

“Kedua, merencanakan keuangan sejak dini dalam membangun kebiasaan positif mengatur pendapatan dan pengeluaran yang dapat dimulai dari menyisihkan dana darurat, menghindari utang konsumtif, serta membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi,” katanya.

Langkah ini membantu Gen Z menyiapkan dana cadangan untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan (3-6 bulan) atau kondisi darurat. Setelah cadangan likuiditas cukup, dana surplus dapat dialokasikan ke investasi yang lebih kompleks, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau instrumen yang dipahami.

Bersikap Layaknya Pelari Marathon

Kunci ketiga adalah kesabaran dalam berinvestasi. Destry menekankan bahwa investasi harus dipandang sebagai proses jangka panjang, bukan cara cepat kaya.

“Ketiga, bersikap seperti pelari Marathon bukan sprint karena dalam berinvestasi tidak ada yang instan, hasil investasi yang besar didapatkan dalam jangka panjang, sehingga jangan tergoda dengan imbal hasil investasi yang besar dengan waktu yang singkat,” jelasnya.

Dengan pendekatan jangka panjang, investor dapat mengurangi risiko tergiur oleh produk investasi yang menjanjikan keuntungan besar secara instan, tetapi sebenarnya berisiko tinggi. Konsistensi dan disiplin menjadi kunci utama untuk menumbuhkan kekayaan secara aman.

Dana Cadangan dan Investasi Bijak

Farid Azhar Nasution, Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menambahkan bahwa pengelolaan keuangan bijak dimulai dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana cadangan.

“Pada saat mendapatkan penghasilan, mulailah menyisihkan, bukan menyisakan untuk menyiapkan dana cadangan dalam bentuk simpanan,” ujar Farid.

Setelah dana darurat cukup, barulah surplus dialokasikan ke investasi yang sesuai profil risiko. Farid menekankan pentingnya memahami instrumen investasi, mempelajari risiko, dan memastikan legalitasnya.

“Bangun kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi secara terdiversifikasi sejak dini,” imbuhnya.

Kebiasaan menabung dan investasi sejak muda akan meningkatkan kemampuan Gen Z menghadapi kebutuhan finansial jangka panjang, termasuk dana pendidikan, kesehatan, maupun modal usaha.

Pertimbangan Penting dalam Berinvestasi

Masyita Crystallin, Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan, menekankan beberapa pertimbangan penting dalam berinvestasi.

“Hal pertama, yaitu profil risiko investor yakni risk averse, moderat, dan risk taker. Kedua, periode waktu dalam melakukan investasi baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Ketiga, perlunya diversifikasi risiko ke berbagai instrumen investasi,” jelas Masyita.

Diversifikasi menjadi strategi penting untuk meminimalkan risiko. Selain itu, investasi dalam bidang pendidikan atau pengembangan diri juga penting agar generasi muda memiliki keahlian yang bisa meningkatkan nilai tambah dan masa depan karier.

Legalitas dan Perlindungan Konsumen

Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Irhamsah, menegaskan bahwa investor harus memastikan produk investasi memiliki izin dari otoritas berwenang.

OJK membentuk Satgas PASTI (Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) untuk menindak praktik keuangan ilegal yang dapat merugikan masyarakat dan mengganggu stabilitas keuangan.

“Melalui Satgas PASTI, berbagai tindakan pencegahan dan penanganan dapat dilakukan secara lebih efektif dan terkoordinasi,” katanya.

Langkah ini melindungi investor dari penipuan serta memastikan keamanan berinvestasi di instrumen legal.

Implementasi 3M untuk Masa Depan Finansial

Dengan menerapkan 3M Memahami, Merencanakan, dan Marathon Gen Z memiliki pondasi kuat untuk menjadi investor sukses. Pemahaman risiko, perencanaan keuangan, dan kesabaran dalam menunggu hasil investasi menjadi strategi yang solid.

Kombinasi disiplin menabung, diversifikasi, dan memastikan legalitas investasi menciptakan peluang Gen Z untuk membangun kekayaan secara berkelanjutan. Dukungan lembaga seperti OJK dan Satgas PASTI memastikan investasi aman dan terlindungi dari praktik ilegal.

Dengan kebiasaan ini, generasi muda tidak hanya mengelola uang dengan bijak, tetapi juga mempersiapkan masa depan finansial yang stabil, cerdas, dan berkelanjutan.

Prinsip 3M dari Bank Indonesia menjadi panduan praktis bagi generasi muda untuk membangun kesadaran finansial dan investasi yang aman.

Memahami risiko untuk memilih instrumen yang tepat.

Merencanakan keuangan sejak dini agar tetap stabil di berbagai kondisi.

Bersikap seperti pelari marathon untuk hasil jangka panjang.

Dengan panduan ini, Gen Z dapat berinvestasi secara bijak, menghindari jebakan investasi ilegal, dan menyiapkan masa depan keuangan yang lebih cerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index