PERBANKAN

Penyaluran Kredit Perbankan Diprediksi Tetap Tumbuh Hingga Akhir Tahun

Penyaluran Kredit Perbankan Diprediksi Tetap Tumbuh Hingga Akhir Tahun
Penyaluran Kredit Perbankan Diprediksi Tetap Tumbuh Hingga Akhir Tahun

JAKARTA - Meski realisasi penyaluran kredit hingga awal kuartal IV-2025 belum menunjukkan laju yang signifikan, industri perbankan optimistis tren penyaluran kredit akan kembali tumbuh positif menjelang akhir tahun. 

Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) menunjukkan bank memperkirakan peningkatan permintaan kredit baru dengan nilai saldo bersih tertimbang (SBT) mencapai 96,40%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal III-2025 yang sebesar 82,33%, meski masih berbeda tipis dari kuartal II-2025 sebesar 85,22%.

Optimisme ini muncul karena bank melihat potensi pertumbuhan kredit masih terbuka, terutama dengan strategi yang lebih selektif dan berbasis data yang diterapkan oleh masing-masing institusi.

Fokus Kredit dan Sektor Prioritas

Berdasarkan survei BI, prioritas utama penyaluran kredit kuartal IV-2025 tetap pada kredit modal kerja, disusul kredit investasi, dan kredit konsumsi. Untuk kredit konsumsi, rumah dan apartemen diprediksi masih menjadi andalan, diikuti kredit multiguna dan kredit tanpa agunan.

Sektor yang menjadi fokus penyaluran bank adalah industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta sektor perantara keuangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa bank berusaha menjaga aliran kredit tetap produktif, meskipun beberapa segmen membutuhkan kehati-hatian lebih, khususnya UMKM dan kredit konsumsi.

Lending Standard Longgar, Tapi Realisasi Masih Tertahan

Indeks lending standard (ILS) kuartal IV-2025 tercatat di posisi -5,95, menandakan bank cenderung melonggarkan persyaratan kredit. Sementara kuartal sebelumnya berada di level 5,78.

Namun, realisasi bulan pertama kuartal IV-2025 masih menunjukkan perlambatan. BI mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2025 turun menjadi 7,36% YoY dari 7,70% YoY pada bulan sebelumnya. Angka ini masih di bawah target pertumbuhan kredit tahunan BI sebesar 11% YoY.

Persyaratan kredit secara umum mulai longgar, namun kredit konsumsi dan UMKM masih dibatasi ketat karena meningkatnya rasio kredit bermasalah (NPL) segmen UMKM, dari 4,46% menjadi 4,51% pada Oktober 2025.

Strategi Bank dalam Menghadapi Tantangan Makro

Head Corporate Secretary PT Allo Bank Indonesia Tbk, Stacey Aryadi Suryoputro, menekankan bahwa semester II-2025 merupakan periode penuh tantangan bagi perbankan akibat kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif. 

Meski begitu, Stacey percaya hal tersebut bukan penghambat, melainkan momentum untuk menyusun strategi penyaluran kredit secara lebih selektif, presisi, dan berbasis data.

“Kami percaya bahwa dalam setiap siklus ekonomi, selalu ada ruang untuk bertumbuh, selama kita melangkah dengan ketepatan analisis, disiplin risiko, dan orientasi jangka panjang,” ujar Stacey.

Allo Bank berhasil menumbuhkan kredit 13,38% YoY pada kuartal III-2025, membalikkan penurunan 6,74% YoY kuartal sebelumnya. Bank menargetkan pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri melalui ekspansi retail digital dan skema kredit sindikasi wholesale.

Segmen Retail dan Wholesale Jadi Mesin Pertumbuhan

Segmen retail dan wholesale menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit bank. Stacey menyebut, bank sudah membangun credit scoring yang kuat untuk meminimalkan risiko sekaligus mengoptimalkan return.

Selain itu, Allo Bank juga fokus pada ekspansi ke UMKM, memanfaatkan peluang pembiayaan produktif di sektor-sektor yang masih tumbuh dan memiliki prospek jangka menengah panjang. Strategi ini diharapkan menjaga stabilitas portofolio kredit di tengah ketidakpastian ekonomi.

Optimisme BPD DIY: Target Kredit Tetap Tercapai

Direktur Pemasaran dan Unit Usaha Syariah BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto, juga menegaskan optimisme terhadap pertumbuhan kredit hingga akhir 2025. Penyaluran kredit BPD DIY pada Oktober 2025 tercatat Rp 11,55 triliun, naik 6,16% YoY, dan telah mencapai 92,74% target tahunan.

Agus memperkirakan akhir tahun penyaluran kredit bisa mencapai Rp 12,4 triliun atau tumbuh 10,7% YoY. Ia menegaskan, prinsip prudential akan tetap menjadi pedoman, terutama dalam menyalurkan kredit ke segmen UMKM yang menjadi prioritas.

Sektor yang menjadi fokus BPD DIY antara lain perdagangan, jasa, akomodasi makan dan minum, pendidikan, serta kesehatan, menyesuaikan karakter Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan pendidikan.

Optimisme Kredit Masih Terjaga

Meskipun pertumbuhan kredit masih tertahan di awal kuartal IV-2025, bank optimistis penyaluran kredit bisa meningkat menjelang akhir tahun. Fokus pada segmen produktif, penyesuaian strategi berbasis data, dan penerapan standar risiko yang tepat menjadi kunci keberhasilan.

Dengan langkah-langkah ini, baik bank nasional seperti Allo Bank maupun BPD DIY yakin target pertumbuhan kredit tahunan dapat tercapai. Segmen UMKM dan retail digital menjadi tulang punggung pertumbuhan, sementara sektor wholesale dan investasi tetap diperhatikan untuk mendukung stabilitas jangka panjang.

Industri perbankan menunjukkan, dengan ketepatan strategi, disiplin risiko, dan fokus pada segmen yang produktif, pertumbuhan kredit positif tetap bisa dicapai, meski kondisi ekonomi tidak sepenuhnya mendukung.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index