Rumput Laut

Investor Tertarik Rumput Laut dan Garam, Peluang Bisnis Menggiurkan di Indonesia

Investor Tertarik Rumput Laut dan Garam, Peluang Bisnis Menggiurkan di Indonesia
Investor Tertarik Rumput Laut dan Garam, Peluang Bisnis Menggiurkan di Indonesia

JAKARTA - Indonesia kembali menunjukkan potensi sektor kelautan dan perikanan sebagai magnet bagi investor. 

Dalam acara Investment and Business Matching yang diselenggarakan di Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat minat investor paling tinggi terdapat pada sektor rumput laut dan garam. 

Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional, yang menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkenalkan peluang bisnis di sektor kelautan.

Dalam konferensi pers yang digelar Kamis, Plt. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Machmud, mengungkapkan sektor rumput laut paling diminati. “Terkait dengan minat investasi, yang paling banyak memang ke rumput laut (seaweed). Rumput laut, itu yang paling banyak,” ujarnya.

Sektor Rumput Laut: Potensi Besar untuk Pangan dan Non-Pangan

Machmud menjelaskan bahwa rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan karena multifungsi. Selain digunakan untuk pangan, rumput laut juga memiliki potensi untuk produk non-pangan. 

Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa di sektor ini, dengan hampir 1.000 jenis rumput laut tersebar di wilayah perairan Indonesia.

“Indonesia sendiri merupakan negara rumput laut dengan hampir 1000 jenis rumput laut ada di Indonesia,” ujar Machmud. 

Keanekaragaman jenis rumput laut ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk mengembangkan hilirisasi produk yang beragam, dari makanan olahan hingga bahan baku industri non-pangan.

Contohnya, rumput laut telah digunakan sebagai bahan baku sedotan ramah lingkungan. Bahan baku ini menggantikan plastik, sejalan dengan tren global pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. 

Dengan potensi produk turunan yang luas, sektor rumput laut dinilai sangat strategis dalam memperkuat ekonomi biru Indonesia dan mendorong investasi asing.

Investor Asing Tertarik Berinvestasi

Selain investor lokal, sektor rumput laut Indonesia juga diminati oleh investor asing, salah satunya dari Belanda. Kehadiran investor internasional menunjukkan bahwa kualitas dan potensi rumput laut Indonesia di pasar global mulai diakui. 

Investasi asing ini diharapkan mampu mendorong hilirisasi lebih lanjut, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan nilai tambah produk kelautan.

“Adapun investor luar negeri yang tertarik untuk berinvestasi di sektor rumput laut Indonesia adalah Belanda,” kata Machmud. 

Dengan dukungan pemerintah dan potensi pasar global, sektor ini berpeluang menjadi pilar utama dalam pengembangan ekonomi kelautan nasional.

Hilirisasi Rumput Laut: Dari Pangan hingga Produk Ramah Lingkungan

Hilirisasi produk rumput laut menjadi fokus utama pemerintah. Produk turunan rumput laut sangat beragam, mulai dari makanan siap konsumsi, kosmetik, farmasi, hingga bahan ramah lingkungan. 

Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah sedotan berbahan rumput laut yang menggantikan plastik. Hal ini selaras dengan tren global yang mengedepankan produk ramah lingkungan dan keberlanjutan.

Menurut Machmud, pengembangan hilirisasi rumput laut menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal dan mendorong investasi. Produk yang inovatif dan ramah lingkungan diyakini akan semakin menarik investor, baik lokal maupun mancanegara.

Sektor Garam: Target Swasembada dan Daya Tarik Investasi

Selain rumput laut, sektor garam juga menarik minat investor. Pemerintah menargetkan swasembada garam pada 2027, yang mendorong investor untuk menanamkan modal di sektor ini. 

“Terkait garam kita menargetkan akan melakukan swasembada garam pada tahun 2027. Jadi ternyata dengan kebijakan seperti itu banyak investor yang berminat untuk bisa melakukan investasi di Indonesia,” ujar Machmud.

Target swasembada garam ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong investasi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan investor, produksi garam nasional diharapkan meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara berkelanjutan.

Fokus KKP pada Komoditas Unggulan

KKP menekankan bahwa rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan (champion) yang difokuskan untuk dikembangkan melalui hilirisasi dan investasi. Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar global.

Direktur Rumput Laut Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Nono Hartanto, menambahkan bahwa permintaan rumput laut global diproyeksikan terus meningkat. Hal ini menjadi peluang strategis bagi investor untuk menanamkan modal di sektor ini.

Proyeksi Permintaan Global Rumput Laut

Permintaan global terhadap rumput laut diprediksi akan meningkat secara signifikan hingga tahun 2029. Total permintaan dunia diperkirakan mencapai 40–43 juta ton. Kategori makanan siap konsumsi menjadi segmen dengan kontribusi terbesar, melebihi setengah total permintaan. 

Selain itu, penggunaan rumput laut untuk pakan akuakultur dan aplikasi lainnya menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.

“Proyeksi permintaan rumput laut tahun 2029 di mana total permintaan rumput laut dunia 40-43 juta ton. Kemudian kategori makanan siap konsumsi tetap menjadi permintaan yang terbesar, dengan kontribusi lebih dari setengah total permintaan, serta pertumbuhan untuk kategori pakan akuakultur dan penggunaan lain menunjukkan potensi peningkatan yang cukup signifikan,” kata Nono Hartanto.

Dengan tren permintaan global yang positif, sektor rumput laut menjadi peluang strategis untuk memperkuat investasi dalam negeri, sekaligus meningkatkan kapasitas produksi dan hilirisasi produk nasional.

Rumput Laut dan Garam Menjadi Primadona Investasi

Investment and Business Matching yang digelar KKP berhasil menegaskan bahwa sektor rumput laut dan garam menjadi primadona bagi investor. Rumput laut memiliki potensi multifungsi, mulai dari pangan, non-pangan, hingga produk ramah lingkungan, sementara garam menjadi fokus untuk mencapai swasembada nasional pada 2027.

Dengan dukungan pemerintah, investor lokal dan asing, serta proyeksi permintaan global yang terus meningkat, sektor rumput laut Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang. Strategi hilirisasi yang inovatif, pemanfaatan produk ramah lingkungan, dan investasi yang terarah akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar kelautan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index