Premi Asuransi Umum Kuartal III-2025 Tumbuh Positif, Klaim Masih Terkendali

Kamis, 27 November 2025 | 15:52:04 WIB
Premi Asuransi Umum Kuartal III-2025 Tumbuh Positif, Klaim Masih Terkendali

JAKARTA - Industri asuransi umum Indonesia kembali menunjukkan tren positif pada kuartal III-2025. 

Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total premi yang berhasil dihimpun oleh perusahaan asuransi umum mencapai Rp84,72 triliun, meningkat 6,3% secara tahunan dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,69 triliun. 

Pertumbuhan ini mencerminkan ketahanan industri dalam menghadapi dinamika ekonomi nasional dan menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi finansial.

Data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diolah oleh AAUI, menunjukkan lini usaha properti masih menjadi penyumbang premi terbesar, yaitu Rp24,75 triliun, naik 5,4% dari Rp23,48 triliun pada periode kuartal III-2024. 

Kinerja positif ini mencerminkan pertumbuhan permintaan asuransi properti yang stabil, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat dan korporasi dalam melindungi aset dari risiko kebakaran, bencana alam, dan risiko properti lainnya.

Selain lini usaha properti, asuransi kredit juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 10,4%, menjadi Rp13,54 triliun dari Rp12,26 triliun tahun sebelumnya. 

Sementara itu, asuransi kesehatan mengalami lonjakan premi tertinggi, tumbuh 15,1% menjadi Rp8,04 triliun dibanding Rp6,99 triliun pada kuartal III-2024. 

Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya proteksi kesehatan, khususnya di tengah upaya pemerintah memperluas cakupan layanan kesehatan masyarakat.

Beban Klaim Meningkat, Namun Masih Terkendali

Di sisi lain, total klaim yang dibayarkan industri asuransi umum sepanjang kuartal III-2025 tercatat Rp35,02 triliun, naik 4,9% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp33,38 triliun. 

Pertumbuhan klaim terbesar datang dari lini asuransi kesehatan, yang meningkat 24,9% menjadi Rp6,38 triliun dibanding Rp5,11 triliun tahun lalu. Lonjakan klaim kesehatan ini sejalan dengan meningkatnya premi kesehatan, namun industri tetap mampu mengelola rasio risiko dengan baik.

Beberapa lini usaha justru mengalami penurunan klaim yang cukup signifikan. Contohnya, klaim asuransi penerbangan menurun hingga 49,9%, sementara klaim asuransi perlindungan aset sektor energi merosot 51,8%. 

Penurunan ini sebagian dipengaruhi oleh minimnya kejadian klaim besar di sektor penerbangan dan energi, sekaligus menjadi bukti efektivitas manajemen risiko perusahaan asuransi di tengah fluktuasi industri terkait.

AAUI juga mencatat adanya perbaikan rasio risiko pada beberapa lini usaha tertentu. Misalnya, asuransi kendaraan bermotor hanya mengalami kenaikan klaim tipis sebesar 0,7% menjadi Rp5,42 triliun dibanding Rp5,58 triliun tahun sebelumnya. 

Demikian pula, asuransi kapal mesin mencatat kenaikan klaim 16,8% dibanding periode sebelumnya Rp965 miliar. Data ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi semakin selektif dalam mengelola risiko, sehingga pertumbuhan premi dapat diimbangi dengan rasio klaim yang terkendali.

Faktor Pendukung Pertumbuhan Premi

Beberapa faktor mendorong pertumbuhan premi asuransi umum, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat akan risiko yang dihadapi, perluasan cakupan produk asuransi, serta upaya perusahaan asuransi dalam memperkuat kanal distribusi digital. 

Selain itu, sinergi antara industri asuransi dengan sektor perbankan dan sektor korporasi turut memperluas penetrasi produk asuransi, khususnya dalam lini kredit dan properti.

Pertumbuhan premi asuransi kesehatan yang mencapai 15,1% juga didorong oleh meningkatnya permintaan untuk produk proteksi tambahan di luar layanan BPJS Kesehatan. Hal ini sejalan dengan tren global di mana masyarakat semakin mengutamakan proteksi kesehatan swasta sebagai pelengkap jaminan pemerintah.

Sementara itu, lini usaha properti tetap menjadi andalan industri dengan premi Rp24,75 triliun. Lini ini diuntungkan dari stabilnya sektor properti dan meningkatnya kesadaran bisnis akan pentingnya proteksi aset. 

Demikian pula, asuransi kredit yang tumbuh 10,4% menunjukkan optimisme pasar terhadap kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban finansialnya, yang berdampak positif pada risiko portofolio perusahaan asuransi.

Tantangan dan Strategi Industri

Meskipun pertumbuhan premi positif, industri asuransi umum menghadapi sejumlah tantangan. Tingginya klaim kesehatan, risiko bencana alam, dan fluktuasi ekonomi dapat memengaruhi rasio klaim dan profitabilitas perusahaan. 

Oleh karena itu, perusahaan asuransi semakin menekankan manajemen risiko, diversifikasi produk, dan inovasi layanan digital untuk tetap kompetitif.

Beberapa perusahaan juga meningkatkan investasi pada teknologi informasi untuk mendukung proses underwriting, klaim, dan layanan nasabah. Dengan digitalisasi, proses administrasi lebih efisien, pengajuan klaim lebih cepat, dan penetrasi produk asuransi bisa menjangkau segmen yang lebih luas, termasuk UMKM dan sektor informal.

AAUI menekankan bahwa pertumbuhan industri asuransi umum harus diimbangi dengan penguatan tata kelola dan manajemen risiko yang berkelanjutan. Peningkatan kualitas layanan, edukasi pasar, serta kepatuhan terhadap regulasi OJK menjadi kunci agar pertumbuhan premi tidak hanya kuantitatif tetapi juga berkualitas.

Dengan tren pertumbuhan kuartal III-2025, industri asuransi umum diproyeksikan terus tumbuh positif pada sisa tahun 2025. Sektor properti, kredit, dan kesehatan diperkirakan tetap menjadi pendorong utama, sementara lini usaha lainnya akan terus mengoptimalkan rasio klaim dan inovasi produk.

Secara keseluruhan, pertumbuhan premi 6,3% menunjukkan industri asuransi umum mampu beradaptasi dengan dinamika ekonomi dan meningkatkan kontribusinya pada stabilitas finansial nasional. 

Dengan manajemen risiko yang baik dan inovasi produk, industri siap menghadapi tantangan dan tetap memberikan perlindungan optimal bagi masyarakat dan korporasi.

Terkini