JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) menargetkan pertumbuhan signifikan pada segmen nasabah kelas menengah atau emerging affluent melalui layanan Maybank Privilege.
Bank memproyeksikan hingga 200.000 nasabah baru dalam dua hingga tiga tahun ke depan, diharapkan mendorong pertumbuhan aset dan kinerja jangka panjang secara berkelanjutan.
Menyasar Segmen Emerging Affluent
Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia, Bianto Surodjo, menyampaikan bahwa saat ini nasabah emerging affluent mencakup sekitar 20% dari total nasabah Maybank Indonesia. Namun, menurutnya, belum semua nasabah di segmen ini menempatkan dana atau memanfaatkan produk perbankan secara optimal.
"Itu yang ingin kami gali," ungkap Bianto.
Fokus utama bank adalah pengembangan bisnis privilege banking melalui produk Maybank Privilege. Segmen ini menargetkan nasabah dengan total dana kelolaan Rp50 juta hingga Rp500 juta, nasabah Maybank KPR dengan nilai pinjaman Rp800 juta hingga Rp3 miliar, serta nasabah Maybank KPM dengan pinjaman Rp300 juta hingga Rp800 juta.
Target Pertumbuhan Nasabah
Bianto belum merinci jumlah nasabah yang telah berhasil masuk ke segmen privilege banking. Namun, ia menegaskan target 200.000 nasabah dalam dua hingga tiga tahun ke depan sebagai fokus utama pertumbuhan.
“Melihat potensi pertumbuhan di masa yang akan datang, nasabah emerging affluent bakal memainkan peran penting dalam kinerja bank secara jangka panjang,” ujarnya. Tren pertumbuhan nasabah diharapkan meningkat hingga akhir 2025 dan terus bertumbuh pada paruh pertama 2026.
Selain jumlah nasabah, total aset yang dikelola segmen ini menunjukkan tren positif. “Nasabah di segmen ini semakin berkontribusi secara berkualitas dan berkelanjutan, dan kami mengharapkan pertumbuhan di atas dua digit sampai lima tahun ke depan,” tambah Bianto.
Filosofi Quiet Investing
Head Wealth Management & Segmentation Maybank Indonesia, Aliang Sumitro, menyoroti perilaku investor yang sering terjebak dalam siklus fear and greed panik saat pasar turun dan terlalu agresif ketika pasar naik.
Untuk menanggulangi perilaku tersebut, Maybank Privilege memperkenalkan filosofi Quiet Investing, yakni strategi investasi yang menekankan konsistensi dan ketenangan, tidak terburu-buru mengejar sensasi pasar atau keuntungan jangka pendek.
“Pendekatan ini menjadi penting bagi nasabah berorientasi jangka panjang, khususnya di segmen emerging affluent, karena membantu menjaga fokus, mencegah keputusan impulsif, dan memastikan strategi investasi tetap selaras dengan tujuan hidup mereka,” jelas Aliang.
Strategi Investasi Berbasis Tujuan
Praktik Quiet Investing diwujudkan melalui perencanaan portofolio berbasis tujuan (goal-based investing), investasi berkala dengan metode regular investment dan rupiah cost averaging, serta diversifikasi lintas produk, kelas aset, negara, dan mata uang.
Dengan strategi ini, Maybank bertujuan agar nasabah emerging affluent tidak hanya menabung atau berinvestasi, tetapi juga membangun portofolio yang stabil dan tahan guncangan pasar, mendukung perencanaan keuangan jangka panjang.
Kontribusi Segmen Menengah
Bianto menekankan bahwa pengembangan segmen nasabah menengah bukan hanya soal jumlah, tetapi juga kualitas kontribusi.
“Segmen emerging affluent memiliki peran strategis karena berpotensi meningkatkan aset bank secara signifikan, serta memberikan dampak berkelanjutan terhadap pertumbuhan bank,” ujarnya.
Bank juga berharap strategi ini dapat menciptakan efek domino, memacu pertumbuhan nasabah lain, dan memperkuat posisi Maybank Indonesia dalam perbankan ritel dan wealth management.
Tantangan dan Peluang Pasar
Aliang menambahkan, tantangan terbesar bagi nasabah emerging affluent adalah perilaku emosional dalam berinvestasi. Oleh karena itu, edukasi, perencanaan, dan diversifikasi menjadi kunci untuk menjaga portofolio tetap sesuai tujuan finansial.
Selain itu, pertumbuhan digital banking dan meningkatnya literasi finansial menjadi peluang besar bagi Maybank untuk menjangkau nasabah baru.
Produk Maybank Privilege yang fleksibel dan terpersonalisasi diharapkan mampu menarik minat nasabah kelas menengah, terutama yang mencari layanan eksklusif dan konsultasi investasi berkelanjutan.
Proyeksi Pertumbuhan Aset
Maybank memproyeksikan pertumbuhan aset segmen emerging affluent akan mengalami kenaikan dua digit dalam lima tahun ke depan. Dengan pengelolaan dana yang optimal, kontribusi segmen ini diharapkan memberi dampak signifikan bagi kinerja bank secara keseluruhan.
Bianto menekankan bahwa bank akan terus memperluas penetrasi melalui pendekatan personal, edukasi, dan strategi investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Fokus pada Literasi dan Edukasi Nasabah
Salah satu pilar penting strategi Maybank adalah meningkatkan literasi keuangan nasabah. Aliang menekankan bahwa pendidikan finansial membantu nasabah memahami risiko dan peluang investasi, sehingga keputusan yang diambil lebih rasional.
“Dengan edukasi yang tepat, nasabah emerging affluent akan lebih percaya diri dalam mengelola keuangan dan berinvestasi, bukan sekadar mengikuti tren pasar,” jelas Aliang.
Maybank Indonesia tengah menegaskan fokus strategisnya pada segmen nasabah menengah. Dengan target 200.000 nasabah dalam dua hingga tiga tahun, pendekatan Quiet Investing, dan layanan Maybank Privilege, bank berupaya mendorong pertumbuhan aset dan meningkatkan loyalitas nasabah.
Fokus pada pendidikan finansial, diversifikasi investasi, dan layanan personalisasi menjadi pilar utama strategi pertumbuhan, yang diharapkan membawa kontribusi berkelanjutan bagi kinerja bank dan kesejahteraan finansial nasabah emerging affluent.
Dengan strategi ini, Maybank menempatkan segmen nasabah menengah sebagai motor penggerak pertumbuhan jangka panjang, sekaligus memperkuat posisi bank dalam industri perbankan ritel dan wealth management di Indonesia.