JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk semakin menegaskan peranannya dalam mendorong keberlanjutan melalui strategi pembiayaan hijau.
Langkah ini tidak hanya menekankan tanggung jawab lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan, khususnya melalui dukungan terhadap UMKM dan program pemberdayaan masyarakat.
Pembiayaan Hijau 20 Persen dari Total Kredit
Head of Sustainability Maybank Indonesia, Maria Tiffany Fransiska, menyatakan bahwa perseroan mengalokasikan 20% dari total penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan. Angka ini sejalan dengan komitmen Maybank Group yang menyiapkan alokasi RM 80 miliar sepanjang 2025.
“Mayoritas ada di sosial, yaitu pembiayaan kepada UMKM. Tapi selain itu, pembiayaan hijau kita terkait renewable energy sebenarnya juga salah satu yang saat ini meningkat,” jelas Maria.
Hingga Oktober 2025, Maybank Indonesia mencatatkan total penyaluran kredit sebesar Rp 75,23 triliun. Maria menegaskan bahwa perseroan tidak membatasi sektor tertentu dalam pembiayaan hijau, meskipun sektor energi terbarukan menjadi salah satu yang mengalami pertumbuhan paling signifikan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa strategi keberlanjutan Maybank tidak hanya bersifat lingkungan, tetapi juga menyentuh aspek sosial, dengan penyaluran kredit yang mendorong ekonomi lokal melalui UMKM.
Pendanaan Berbasis Masyarakat: Fokus pada Petani Perempuan
Selain pembiayaan, Maybank Indonesia juga menyalurkan dana untuk program pemberdayaan masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah kolaborasi dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bagi kelompok petani kakao perempuan di Kampung Merasa, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Dalam program ini, Maybank mengalokasikan dana lebih dari Rp 1 miliar untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Targetnya adalah meningkatkan kesejahteraan penerima manfaat, sekaligus menjaga kelestarian hutan hujan tropis di wilayah tersebut.
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menyatakan, “Dengan dukungan dari Maybank Indonesia, program ini dapat memberikan manfaat langsung bagi 100 perempuan dan melibatkan 500 masyarakat aktif dalam pengambilan keputusan hijau selama tiga tahun ke depan.”
Selain dampak sosial, kerja sama ini juga ditujukan untuk melindungi setidaknya 100 hektar hutan dari alihfungsi lahan. Herlina menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara konservasi dan kebutuhan ekonomi di Indonesia, negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia.
“Pembukaan lahan untuk berbagai komoditas seringkali mengorbankan ekosistem hutan, yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, pendekatan berbasis masyarakat, seperti Perhutanan Sosial dan pengelolaan kakao berkelanjutan, menjadi salah satu solusi yang menjanjikan seperti yang dilakukan di beberapa wilayah di Berau,” ujarnya.
Kredit Hijau dan Dampaknya bagi Sektor Energi Terbarukan
Sektor energi terbarukan menjadi salah satu fokus yang mengalami peningkatan dalam pembiayaan hijau Maybank. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang diarahkan pada proyek ramah lingkungan tidak hanya sebatas formalitas, tetapi memiliki dampak nyata pada pembangunan ekonomi dan transisi energi di Indonesia.
Maria menambahkan bahwa strategi pembiayaan hijau Maybank Indonesia mendukung pencapaian tujuan keberlanjutan nasional, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca, konservasi hutan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sinergi Keuangan dan Keberlanjutan
Langkah Maybank dalam mengalokasikan 20% kredit untuk sektor berkelanjutan juga sejalan dengan tren global perbankan yang mengintegrasikan aspek ESG (Environmental, Social, Governance) dalam bisnis inti.
Keberlanjutan tidak lagi menjadi program tambahan, tetapi bagian dari strategi bisnis jangka panjang. Integrasi antara pembiayaan hijau dan program pemberdayaan masyarakat memperlihatkan bahwa dampak positif tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi.
Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Meski komitmen ini positif, tantangan tetap ada. Indonesia menghadapi tekanan dari deforestasi dan alih fungsi lahan, yang berpotensi meningkatkan emisi karbon. Dalam konteks ini, dukungan sektor keuangan seperti Maybank sangat krusial untuk memastikan kegiatan ekonomi berjalan beriringan dengan konservasi.
Program berbasis masyarakat, seperti yang dilakukan di Berau, menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dapat menjadi kunci keberhasilan program keberlanjutan. Partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan hijau memperkuat keberlanjutan program sekaligus meningkatkan dampak sosial yang signifikan.
Inisiatif Maybank Indonesia dalam mengalokasikan 20% kredit untuk sektor berkelanjutan serta pendanaan berbasis masyarakat menjadi contoh nyata bagaimana sektor perbankan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan.
Strategi ini menekankan bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau LSM, tetapi juga lembaga keuangan yang memiliki kapasitas untuk mengarahkan dana pada proyek-proyek yang memberikan manfaat ganda: ekonomi dan lingkungan.
Dengan dukungan nyata terhadap UMKM, energi terbarukan, serta petani perempuan di Kalimantan Timur, Maybank Indonesia menunjukkan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat diterjemahkan menjadi aksi konkret yang berdampak luas.