SMK Go Global

Pemerintah Dorong SMK Go Global Tingkatkan Tenaga Kerja Profesional

Pemerintah Dorong SMK Go Global Tingkatkan Tenaga Kerja Profesional
Pemerintah Dorong SMK Go Global Tingkatkan Tenaga Kerja Profesional

JAKARTA - Permintaan tenaga kerja Indonesia untuk penempatan di luar negeri terus meningkat, namun realisasinya masih jauh dari target. 

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyebut bahwa dari total 352 ribu lowongan kerja luar negeri, Indonesia baru mampu mengisi sekitar 20 persen saja. Artinya, masih terdapat sekitar 80 persen kebutuhan tenaga kerja internasional yang belum terpenuhi.

“Jadi, sebenarnya banyak ya, permintaan tinggi. Sekarang saja ada 352.000 lowongan luar negeri. Kita baru isi 20 persen yang kita bisa penuhi. Masih ada 80 persen lagi kurang lebih yang belum ada suplai-nya,” kata Mukhtarudin.

Fenomena ini menunjukkan adanya kesenjangan antara permintaan global terhadap tenaga kerja Indonesia dengan kesiapan SDM yang tersedia. Meskipun banyak peluang terbuka, kualitas dan kompetensi calon pekerja migran masih menjadi tantangan utama. 

Untuk itu, pemerintah meluncurkan program SMK Go Global sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi calon pekerja. Program ini fokus menyiapkan SDM yang tidak hanya memiliki keterampilan dasar, tetapi juga memenuhi standar internasional sehingga siap bersaing di pasar kerja global.

Kesiapan SDM sebagai Kunci Pengisian Lowongan

Mukhtarudin menekankan bahwa tantangan terbesar dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja luar negeri bukan sekadar jumlah calon pekerja, tetapi kualitas dan kesiapan mereka. 

Pemerintah terus menyiapkan langkah-langkah strategis agar calon pekerja migran memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan negara tujuan.

“Pemerintah memang mendorong sektor-sektor yang profesional. Artinya, yang middle, high skill untuk ke depan kita dorong ke negara-negara lain,” jelasnya.

Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan bahwa Indonesia bisa mengisi hingga 80 persen lowongan kerja global, jauh meningkat dibanding kondisi saat ini yang baru mencapai 20 persen. 

Selain memenuhi permintaan tenaga kerja, langkah ini juga diharapkan berdampak pada pengentasan kemiskinan, karena pekerja yang ditempatkan di luar negeri akan memiliki pendapatan lebih tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Pendidikan SMK sebagai Gerbang Pekerja Migran

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menekankan peran penting pendidikan vokasi, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dalam menyiapkan calon pekerja migran berkompetensi internasional. 

Program SMK Go Global memberikan pembekalan kemampuan bahasa asing sesuai negara tujuan penempatan serta standar kompetensi kerja yang dibutuhkan.

“Sejak dini, kelas-kelas yang memang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri kita minta mengadopsi standar minimum kapasitas kompetensi bahasa yang disyaratkan,” kata Muhaimin.

Dengan pembekalan ini, siswa SMK yang menjadi calon pekerja migran akan lebih siap menghadapi tantangan di pasar kerja global. Sebagai contoh, bagi penempatan di Jepang, siswa kelas migran diwajibkan menguasai bahasa Jepang dengan standar N4, agar mereka tidak hanya mampu bekerja tetapi juga dapat beradaptasi dengan lingkungan dan budaya kerja di negara tersebut.

Pelatihan dan Fasilitasi P2MI

Selain kemampuan bahasa, pemerintah juga menekankan pentingnya penguasaan keterampilan kerja. Kementerian P2MI memfasilitasi pelatihan yang meliputi peningkatan kemampuan bahasa, penguatan keterampilan kerja sesuai bidang pekerjaan, serta pemenuhan standar kompetensi yang disyaratkan negara tujuan.

Fasilitasi ini bertujuan agar calon pekerja migran tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga mampu menunjukkan profesionalisme tinggi di mata pemberi kerja internasional. Dukungan ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang menyediakan tenaga kerja berkualitas.

Peluang Besar tapi Tantangan Masih Ada

Meskipun terdapat 352 ribu lowongan kerja luar negeri, realisasinya masih jauh dari optimal. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

Ketidaksiapan SDM: Banyak calon pekerja belum memiliki kemampuan bahasa dan keterampilan sesuai standar internasional.

Kesadaran karier internasional: Belum semua siswa SMK atau pekerja muda memahami peluang dan persyaratan kerja di luar negeri.

Kapasitas pembekalan terbatas: Pemerintah perlu memperluas program pelatihan agar menjangkau lebih banyak calon pekerja migran.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah terus memperluas jangkauan program SMK Go Global, termasuk memanfaatkan kelas daring, platform digital, dan kerjasama dengan industri serta negara tujuan. 

Hal ini bertujuan agar lebih banyak calon pekerja migran mendapatkan pembekalan yang memadai sehingga siap bersaing di pasar kerja internasional.

Dampak Positif bagi Ekonomi dan Sosial

Jika target pemenuhan lowongan dapat tercapai, manfaatnya akan terlihat di beberapa aspek:

Pendapatan dan kesejahteraan meningkat: Pekerja yang ditempatkan di luar negeri akan memiliki penghasilan lebih tinggi, yang berdampak positif bagi keluarga dan masyarakat.

Peningkatan reputasi Indonesia: Indonesia akan dikenal sebagai penyedia tenaga kerja berkualitas di tingkat global.

Transfer keterampilan: Pekerja migran yang kembali ke Indonesia akan membawa pengalaman dan keterampilan baru yang dapat dimanfaatkan di dalam negeri.

Program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, SMK, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pembekalan calon pekerja migran secara menyeluruh.

Langkah Strategis ke Depan

Pemerintah menekankan pentingnya kesiapan sejak dini bagi calon pekerja migran, mulai dari pendidikan, pelatihan, hingga pembekalan keterampilan dan bahasa.

Dengan strategi ini, diharapkan Indonesia mampu menutup kesenjangan antara permintaan tenaga kerja di luar negeri dan jumlah calon pekerja yang siap diberangkatkan.

Program SMK Go Global menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja berkualitas, profesional, dan kompetitif di pasar internasional. 

Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat ekonomi nasional melalui peningkatan pendapatan masyarakat dan transfer keterampilan yang diperoleh pekerja selama bekerja di luar negeri.

Permintaan tenaga kerja Indonesia di luar negeri sangat besar, tetapi realisasinya masih terbatas. Program SMK Go Global hadir sebagai solusi strategis untuk meningkatkan kualitas calon pekerja migran melalui pembekalan bahasa, keterampilan kerja, dan standar kompetensi internasional. 

Dengan upaya ini, Indonesia diharapkan mampu memenuhi hingga 80 persen lowongan global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat posisi negara di pasar tenaga kerja internasional.

Dengan strategi ini, Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan global, tetapi juga membangun fondasi SDM berkualitas yang dapat berkontribusi pada kemajuan ekonomi nasional jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index