JAKARTA - Aktivitas di wilayah pesisir Indonesia hari ini perlu mendapat perhatian khusus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui prakirawan Rira A.
Damanik mengingatkan adanya potensi gelombang tinggi dan banjir rob yang dapat memengaruhi kegiatan nelayan, pelaku usaha perikanan, hingga warga yang tinggal di pesisir. Fenomena ini diperkirakan berlangsung pada Jumat, 10 Oktober 2025, sehingga kewaspadaan menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko.
Prediksi Gelombang Tinggi
BMKG memperkirakan tinggi gelombang laut dapat mencapai 2,5 hingga 4 meter di sejumlah perairan. Wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi antara lain:
Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung
Samudera Hindia selatan Banten hingga Bali
Gelombang tinggi ini dapat menimbulkan risiko bagi pelayaran di perairan tersebut, termasuk gangguan transportasi laut dan potensi kecelakaan perahu kecil. Oleh karena itu, nelayan dan pengelola kapal disarankan untuk menunda aktivitas di laut atau memastikan keamanan kapal sebelum berangkat.
Potensi Banjir Rob di Pesisir
Selain gelombang tinggi, BMKG juga memperingatkan kemungkinan banjir rob di sejumlah wilayah pesisir. Fenomena pasang air laut ini dapat mengganggu aktivitas harian masyarakat, terutama di daerah rendah dan dekat pantai. Wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob meliputi:
Sumatra Utara dan Sumatra Barat
Kepulauan Bangka Belitung
Pesisir utara dan selatan Banten hingga Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Wilayah pesisir Maluku
Banjir rob dapat menimbulkan genangan air di jalan, merendam pemukiman rendah, serta menimbulkan risiko bagi kendaraan dan fasilitas publik di sekitar pesisir. Masyarakat diminta untuk menyiapkan langkah antisipasi, seperti memindahkan barang berharga ke tempat lebih tinggi dan memantau perkembangan peringatan dari BMKG secara berkala.
Imbauan BMKG untuk Warga dan Nelayan
BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan bagi semua pihak yang berada di wilayah terdampak. Para nelayan dan pelaku usaha perikanan diimbau untuk menunda aktivitas laut sementara waktu atau mengamankan perahu di pelabuhan. Sementara itu, warga yang tinggal di pemukiman dekat pantai disarankan untuk:
Memastikan sistem drainase lingkungan berfungsi dengan baik
Menyiapkan jalur evakuasi bila terjadi banjir mendadak
Memantau informasi terkini terkait kondisi pasang laut dan gelombang tinggi
Selain itu, pihak transportasi darat di pesisir juga diimbau untuk berhati-hati menghadapi genangan air akibat rob, karena dapat mengganggu mobilitas warga serta distribusi barang dan jasa.
Pentingnya Pemantauan Berkala
Fenomena gelombang tinggi dan banjir rob dapat berubah dengan cepat, dipengaruhi oleh faktor pasang surut, kecepatan angin, dan curah hujan. Oleh karena itu, BMKG menekankan agar masyarakat selalu mengikuti informasi terbaru melalui kanal resmi seperti situs BMKG, media sosial, atau aplikasi peringatan dini. Pemantauan berkala membantu warga dan pihak terkait mengambil keputusan tepat waktu, misalnya menunda aktivitas di laut atau menyiapkan perlindungan tambahan bagi rumah dan fasilitas umum di pesisir.
Dengan prediksi gelombang tinggi 2,5–4 meter di Samudera Hindia dan potensi banjir rob di berbagai wilayah pesisir, kewaspadaan menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko terhadap keselamatan manusia dan kerugian harta benda. BMKG kembali mengingatkan pentingnya persiapan antisipatif, pemantauan informasi terkini, dan koordinasi antarwarga serta pihak berwenang di daerah pesisir.
Masyarakat pesisir diharapkan tetap waspada, mengikuti arahan BMKG, serta mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghadapi potensi gelombang tinggi dan banjir rob hari ini, agar aktivitas tetap aman dan risiko dampak bencana bisa diminimalkan.