JAKARTA - Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif dunia usaha.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan energi nasional, mengambil langkah strategis dengan menghadirkan inovasi ramah lingkungan berupa pemanfaatan cuka bambu.
Program ini tidak hanya memberi solusi bagi petani dalam meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian.
Perkenalan Cuka Bambu kepada Petani
Langkah PTBA memperkenalkan cuka bambu menjadi sorotan karena manfaatnya yang sudah teruji.
Hamdani, selaku HR, GS, Finance & CSR Department Head PT Bukit Asam, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar distribusi produk, melainkan pendampingan berkelanjutan agar petani mampu mandiri dalam menerapkan teknologi pertanian organik.
“Hari ini kami memperkenalkan pemanfaatan cuka bambu kepada petani agar mereka dapat merasakan langsung manfaatnya. Produk ini sudah terbukti membantu meningkatkan hasil panen,” ujar Hamdani.
Menurutnya, inisiatif ini akan memperkuat keterlibatan petani sekaligus mendukung transformasi praktik pertanian menuju pola yang lebih berkelanjutan.
Manfaat Terbukti pada Berbagai Komoditas
Keberhasilan pemanfaatan cuka bambu telah dibuktikan sebelumnya pada komoditas bawang merah. Petani melaporkan adanya peningkatan hasil panen signifikan sekaligus penurunan kebutuhan pestisida kimia.
Melihat hasil tersebut, PTBA bersama mitra binaan kini memperluas penerapan cuka bambu untuk komoditas padi dan jagung di lahan seluas dua hektare.
“Cuka bambu terbukti efektif. Karena itu, kami kembangkan untuk padi dan jagung agar manfaatnya lebih luas,” jelas Aang Haryadi, produsen pupuk organik cair (POC) cuka bambu sekaligus mitra binaan PTBA.
Seorang anggota Gabungan Kelompok Rejo Tani juga menyampaikan pengalaman positifnya. “Tanaman tumbuh lebih kuat, hasil panen meningkat, dan biaya perawatan menurun drastis,” ujarnya.
Kesaksian ini memperlihatkan bahwa penggunaan cuka bambu tidak hanya mendukung produktivitas, tetapi juga efisiensi biaya, yang pada akhirnya berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan petani.
Apresiasi Pemerintah Desa
Program inovasi PTBA turut mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah. Kepala Desa Sidodadi, Tunggal Saputro, menilai pemanfaatan cuka bambu merupakan langkah strategis yang sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.
“Cuka bambu ramah lingkungan, hasil panen meningkat, dan tanah tetap subur. Ini bukti nyata PT Bukit Asam peduli terhadap petani,” ungkapnya.
Menurut Tunggal, dukungan perusahaan melalui program berbasis teknologi organik menjadi salah satu upaya penting untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dukung Pertanian Organik dan Ramah Lingkungan
Selain berorientasi pada hasil panen, program cuka bambu juga memiliki dimensi lingkungan yang kuat. Penggunaan produk organik ini dapat mengurangi ketergantungan petani pada bahan kimia berbahaya, sekaligus menjaga kesuburan tanah jangka panjang.
Hamdani menambahkan, PTBA ingin agar program ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. “PT Bukit Asam tidak hanya fokus pada energi, tetapi juga berperan aktif membangun ekonomi masyarakat melalui ketahanan pangan dan inovasi hijau,” ujarnya.
Dengan kata lain, PTBA ingin menunjukkan bahwa dunia usaha bisa hadir langsung di tengah masyarakat dan memberi dampak positif pada sektor di luar bisnis inti perusahaan.
Peran Industri dalam Ketahanan Pangan
Melalui inisiatif ini, PTBA menegaskan perannya sebagai perusahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan juga pada pembangunan berkelanjutan.
Pemanfaatan cuka bambu menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara industri dan sektor pertanian dapat melahirkan model keberhasilan baru dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Harapannya, program ini tidak hanya berdampak di wilayah Pesawaran, Lampung, tetapi juga bisa direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia.
Dengan cakupan yang lebih luas, manfaat cuka bambu akan semakin dirasakan petani, baik dari sisi peningkatan hasil maupun penghematan biaya produksi.
Jalan Menuju Pertanian Berkelanjutan
Inovasi cuka bambu sekaligus menjadi jawaban atas tantangan pertanian modern. Ketergantungan tinggi pada pupuk dan pestisida kimia selama ini seringkali mengakibatkan penurunan kualitas tanah dan biaya produksi yang besar.
Melalui pendekatan organik berbasis bahan alami, petani kini memiliki alternatif yang lebih ramah lingkungan, ekonomis, dan berkelanjutan.
Program ini juga menunjukkan bahwa sektor energi dan pertanian bisa berjalan beriringan. PTBA sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi berhasil menghadirkan solusi yang memberi nilai tambah bagi masyarakat desa, sekaligus mendukung agenda besar pemerintah dalam menciptakan swasembada pangan dan menjaga lingkungan.
Komitmen PT Bukit Asam dalam memperkenalkan dan mendampingi petani menggunakan cuka bambu menjadi bukti nyata kontribusi dunia usaha dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan terbukti meningkatkan produktivitas bawang merah, padi, dan jagung, program ini mampu menjawab kebutuhan petani untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi dengan biaya lebih rendah.
Apresiasi pemerintah desa serta pengalaman langsung para petani menjadi indikator keberhasilan awal yang bisa dikembangkan lebih luas.
Di sisi lain, penerapan teknologi ramah lingkungan ini mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan, menjaga kesuburan tanah, serta mengurangi dampak negatif penggunaan bahan kimia.
Dengan langkah ini, PT Bukit Asam bukan hanya berperan sebagai penyedia energi nasional, melainkan juga sebagai mitra strategis dalam membangun masa depan pertanian Indonesia yang mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.