Jakarta – Kalangan pengusaha merespons usulan Menteri Perhubungan (Menhub) Dedy Purwagandhi terkait penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) seminggu sebelum Lebaran. Usulan tersebut bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas pada periode mudik.
Ketua Apindo Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam, menilai kebijakan ini tidak bisa diterapkan secara seragam untuk semua jenis pekerjaan. Pasalnya, ada beberapa sektor yang tetap membutuhkan kehadiran fisik untuk menjalankan proses produksi.
"Mungkin perlu dipertimbangkan sektor-sektor seperti pabrik dan layanan lain yang memerlukan kehadiran fisik. Kami berharap kebijakan ini tidak merugikan sektor logistik dan dunia usaha pada umumnya, atau menyebabkan tingginya biaya ekonomi," katanya saat dihubungi detikcom, Sabtu (25/1/2025).
"Tidak mungkin kebijakan ini dapat diterapkan sama untuk semua perusahaan. Hal ini perlu dikaji lebih dalam, diajak berdialog dengan dunia usaha, karena ada sektor-sektor tertentu yang tidak dapat menerapkannya. Bahkan, ada sektor-sektor yang harus tetap beroperasi untuk melayani masyarakat," tegasnya.
Sebelumnya, WFA diusulkan untuk berlaku pada 24 hingga 27 Maret 2025, yaitu menjelang perayaan Lebaran Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi. Menhub menyampaikan usulan ini dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Kamis (23/1/2025). Usulan tersebut disampaikan mengingat ada dua hari besar yang berdekatan, yakni Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri.
Cuti bersama Hari Raya Nyepi jatuh pada 28 Maret 2025, sementara cuti bersama Lebaran dimulai pada 30 Maret 2025. Melihat hal ini, Dedy menilai waktunya sangat berdekatan dan bisa menjadi tantangan bagi berbagai pihak untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
"Kami melihat bahwa periode 28-30 Maret sedikit menantang karena hanya ada tiga hari untuk mengurai para pemudik. Itu sebabnya kami mengusulkan penerapan WFA pada 24-27 Maret," ujar Dedy, Kamis (23/1/2025).