Pada tahun 2025, Pemerintah Indonesia memberikan sinyal positif bagi pelaku industri dengan memperpanjang Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Tidak hanya diperpanjang, cakupan penerima manfaat program gas murah yang dibanderol dengan harga US$6 per MMBtu juga diperluas ke sektor-sektor industri baru. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan napas segar bagi pelaku industri di tengah tekanan harga energi yang tidak kunjung reda.
Kebijakan HGBT: Perlindungan Industri dari Gejolak Pasar
HGBT adalah salah satu inisiatif pemerintah yang bertujuan memberikan insentif kepada sektor industri berupa harga gas bumi yang lebih terjangkau. Saat ini, harga gas untuk industri di Indonesia dipatok maksimal pada angka US$6 per MMBtu. Tujuannya adalah untuk membantu industri-industri utama yang bergantung pada gas sebagai salah satu komponen utama produksi mereka.
Tujuh sektor industri yang saat ini telah menikmati kebijakan HGBT mencakup: industri keramik, pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, kaca, dan sarung tangan karet. Namun, dengan adanya perluasan ini, akan ada lebih banyak industri yang dapat menikmati harga gas murah, meskipun rincian sektor-sektor baru yang akan dimasukkan dalam HGBT belum secara resmi diumumkan.
Kebutuhan Industri yang Mendesak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya kebijakan ini bagi industri lokal. Dalam pertemuan yang digelar di Jakarta pada Rabu, 21 Januari 2025, Airlangga menyampaikan, “HGBT akan diperpanjang, dan cakupan sektor penerima manfaat akan diperluas sesuai permintaan industri.”
Walaupun detil lebih lanjut belum diungkap, Airlangga memastikan publik bahwa pemerintah akan segera mengumumkan langkah baru ini. Hal ini diharapkan dapat meredam keresahan di kalangan pengusaha yang khawatir dengan fluktuasi harga gas bumi.
Respon Positif dari Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita turut hadir dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto dan beberapa menteri lainnya. Dalam keterangannya, Agus mengungkapkan bahwa pemerintah telah mencapai kesepakatan untuk memperpanjang HGBT, meskipun detailnya masih dalam proses finalisasi.
"Ada kesepakatan, dan InshaAllah segera diumumkan,” kata Agus. Menurutnya, program ini menjadi sangat penting mengingat banyak keluhan yang telah ia terima dari pelaku industri setelah berakhirnya kebijakan HGBT pada 31 Desember 2024. Tanpa subsidi, harga gas yang dilepas ke pasar bebas menyebabkan peningkatan biaya produksi yang signifikan bagi banyak industri.
Tantangan Menghadapi Harga Pasar
Keputusan untuk memperpanjang HGBT muncul setelah keluhan dari industri terkait dengan harga gas bumi yang tinggi setelah program berakhir. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 91.K/MG.01/MEM.M/2023 menjelaskan bahwa HGBT resmi berakhir pada akhir 2024, menyebabkan harga gas kembali ke mekanisme pasar sejak 1 Januari 2025.
Sebagai tanggapan terhadap tantangan di lapangan, Agus menyatakan, "Itulah problemnya (harga gas menjadi komersial). Banyak keluhan yang saya dapat dari industri berkaitan dengan komitmennya yang rendah dari PGN (Perusahaan Gas Negara).”
Menjamin Ketersediaan Gas untuk Kelangsungan Produksi
Agus kembali menekankan bahwa pengadaan gas adalah faktor krusial dalam proses produksi. Gas bumi bukan hanya sekedar sumber energi, tetapi juga sering digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai proses industri.
"Saya kira harus segera berlaku ya, karena pabrik harus tetap berjalan. Jadi gas yang dibutuhkan itu kan tetap harus ada, harus tersedia," tegas Agus. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan kelangsungan produksi industri di Indonesia tetap berjalan dengan baik.
Langkah Ke Depan
Keputusan untuk memperpanjang dan memperluas HGBT adalah langkah strategis yang diambil pemerintah untuk mendukung daya saing industri nasional. Dengan memberikan harga gas yang lebih ekonomis, diharapkan industri dapat meningkatkan kapasitas produksinya tanpa khawatir terhadap lonjakan biaya produksi.
Sementara detil pelaksanaan dan sektor mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari perluasan HGBT belum dirinci, pelaku industri menantikan pengumuman resmi yang diharapkan dapat membawa angin segar bagi dunia industri tanah air. Pemerintah menunjukan bahwa mereka menyadari pentingnya dukungan bagi sektor-sektor yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dalam menghadapi tantangan global dan domestik, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri menjadi lebih penting dari sebelumnya. Kebijakan HGBT yang diperpanjang ini menjadi salah satu langkah kongkrit dari pemerintah untuk memastikan bahwa industri dalam negeri tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan bersaing di tingkat internasional.