Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk memperpanjang pemberian insentif konversi motor listrik hingga tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia, demikian dikonfirmasi oleh pejabat kementerian terkait pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Insentif Konversi Motor Listrik Dilanjutkan
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM berencana meneruskan insentif bagi konversi kendaraan roda dua berbasis bahan bakar fosil menjadi motor listrik. "Untuk ekosistem kendaraan listrik, ESDM mengawal konversi motor listriknya. Sesuai arahan Pak Menteri Bahlil Lahadalia, insentif akan dilanjutkan," ujarnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Saat ini, pengalokasian dana insentif tersebut masih dalam tahap pembahasan mengingat awal baru dari tahun anggaran yang sedang berjalan. Karena itu, ESDM belum menetapkan target khusus untuk program konversi motor listrik pada tahun 2025.
Pencapaian Signifikan pada Tahun 2024
Pada tahun 2024, Kementerian ESDM melaporkan bahwa insentif untuk konversi motor listrik sudah dibayarkan untuk sebanyak 1.111 unit. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2023, di mana hanya 145 unit yang menerima insentif. "Kenaikan yang bagus untuk lebih mendongkrak konversi motor listrik di tahun ini," ujar Eniya Listiani Dewi.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia, pada bulan Agustus 2024, Kementerian ESDM meluncurkan program ambisius untuk mengonversi 1.000 unit motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik secara gratis. Program ini tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah, melainkan melibatkan partisipasi dari mitra kerja yang terdiri dari pelaku usaha di sektor energi dan sumber daya mineral.
Kontribusi Pemerintah dan Sektor Swasta
Kementerian ESDM menyediakan subsidi sebesar Rp10 juta untuk setiap unit motor yang dikonversi. Kebijakan ini diharapkan dapat memancing minat masyarakat untuk beralih ke motor listrik dan sekaligus mendorong pelaku industri dalam negeri untuk terus berinovasi di sektor kendaraan listrik. Eniya menambahkan bahwa apabila konversi kendaraan listrik dilakukan secara masif di Indonesia, potensi penurunan emisi karbon bisa mencapai 132,25 juta ton CO2.
"Jika masyarakat Indonesia kompak dalam melakukan konversi kendaraan listrik, kita dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan," ujar Eniya.
Pentingnya Dukungan Ekosistem Kendaraan Listrik
Perkembangan teknologi kendaraan listrik menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan adanya kebijakan insentif ini, diharapkan Indonesia mampu menciptakan ekosistem EV yang kuat dan berkelanjutan. Ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Rencana besar pemerintah untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik juga terlihat dari berbagai upaya strategis lainnya, seperti pembangunan infrastruktur pengisian listrik yang lebih luas dan pengembangan teknologi baterai domestik. Oleh karena itu, langkah perpanjangan insentif konversi motor listrik ini menjadi bagian penting dari keberlanjutan kebijakan energi ramah lingkungan.
Tantangan yang Dihadapi
Meski demikian, tantangan dalam implementasi program ini tetap ada. Ketidakcukupan dana dan ketidakpastian regulasi kerap menjadi kendala yang harus diatasi. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ini mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak, baik pelaku industri, akademisi, maupun masyarakat umum.
"Kolaborasi antara pemerintah dan industri sangat penting untuk kesuksesan program ini. Kita membutuhkan lebih banyak dukungan dari semua stakeholder untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," kata Eniya.
Dengan dorongan kuat dari pemerintah dan dukungan luas dari berbagai sektor, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terdepan dalam adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Langkah konkret seperti perpanjangan insentif konversi motor listrik ini diharapkan membawa dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi nasional di masa depan.