Pada Senin, 6 Januari, fasilitas pelican crossing yang terletak di jalan R. Suprapto tepat di depan SMAN 1 Purwodadi mulai efektif beroperasi. Keberadaan fasilitas ini menjadi yang pertama di Kabupaten Grobogan, bertujuan untuk mempermudah dan membuat lebih aman penyeberangan bagi para pejalan kaki. Namun, di hari pertama uji coba, berbagai tantangan muncul, terutama terkait kesadaran pengguna jalan.
Pelican crossing atau lampu penyeberangan khusus pejalan kaki ini dirancang untuk membantu pejalan kaki melintas dengan aman di lokasi yang dikenal padat lalu lintas. Sebelum menyeberang, pejalan kaki diharuskan melambaikan tangan mereka berjarak sekitar 2-5 cm dari sensor yang terdapat pada tiang lampu. Setelah sensor mengenali gerakan, tombol akan menyala hijau, menandakan bahwa para pejalan kaki memiliki waktu 20 detik untuk menyeberang jalan.
Fasilitas inovatif ini dilengkapi dengan speaker peringatan dan CCTV, serta terintegrasi dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL). Meskipun direncanakan dengan baik, pada hari pertama operasional masih banyak pengguna jalan yang terjebak kebiasaan, menembus lampu merah yang menyala. "Saat diujicoba, tadi kedapatan masih banyak kendaraan yang nerobos ketika lampu nyala merah. Karena mungkin mereka belum tahu, mengingat ini masih baru dan menjadi hal baru di Purwodadi," ungkap Joko Sulistyono, salah satu petugas teknis dari Dinas Perhubungan Grobogan.
Kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pelican crossing tampaknya masih minim. Untuk itu, Joko mengungkapkan bahwa sosialisasi akan terus digalakkan selama tiga hari ke depan guna memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat. "Ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui, mungkin masih awam bagi mereka terkait Pelican Crossing," tambah Joko.
Pemilihan lokasi pelican crossing di depan SMAN 1 Purwodadi bukan tanpa alasan. Area tersebut dikenal cukup rawan kecelakaan dan banyaknya penyeberangan pejalan kaki, terutama para pelajar dan guru. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan wajah Purwodadi akan berubah menjadi lebih ramah anak dan sesuai dengan visi kabupaten layak anak (KLA). "Jadi lebih ramah anak, kemudian memiliki sentuhan teknologi. Serta untuk menunjang kabupaten layak anak (KLA)," tegas Joko.
Implementasi pelican crossing ini adalah langkah maju bagi Kabupaten Grobogan, yang selama ini minim sentuhan teknologi dalam fasilitas umum untuk keamanan masyarakat. Jika berhasil, bisa menjadi model bagi daerah lain yang memiliki tantangan serupa dalam manajemen lalu lintas pejalan kaki.
Keberhasilan proyek ini akan sangat tergantung pada kesadaran dan kerjasama semua pihak, terutama pengguna jalan. Oleh karena itu, perlu dukungan dari sekolah, masyarakat sekitar, dan juga tindakan tegas dari pihak berwajib untuk memastikan bahwa setiap pengguna jalan mematuhi rambu dan aturan yang telah dibuat.
Dalam beberapa hari mendatang, hasil evaluasi dari Dinas Perhubungan akan sangat dinantikan, apakah terdapat penurunan insiden keselamatan pejalan kaki dan peningkatan ketaatan pengguna jalan terhadap lampu penyeberangan ini.
Untuk pertanyaan dan masukan lebih lanjut dari masyarakat, Dinas Perhubungan bergantung pada platform komunikasi yang ada dan siap menerima segala kritik konstruktif untuk memperbaiki keterlambatan penyebaran informasi mengenai pelican crossing ini.
Dengan adanya fasilitas ini, harapannya jalan di Purwodadi akan menjadi lebih aman dan memberikan kenyamanan ekstra bagi para pejalan kaki. Tanpa kerjasama dan pemahaman bersama, fungsi utama dari pelican crossing menjamin keselamatan tidak akan tercapai. Oleh sebab itu, sosialisasi dan penegakan aturan akan menjadi prioritas utama demi mencapai Purwodadi yang lebih baik dan aman.