Dalam mencapai swasembada pangan dan energi yang menjadi salah satu tujuan strategis Indonesia, kolaborasi antara pemerintah dan kalangan akademisi dipandang vital. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan, peran akademisi dalam memberikan masukan berbasis penelitian empiris dan studi lapangan adalah kunci untuk mendukung pengambilan kebijakan yang efektif dan berdampak.
Saat meresmikan Gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia, Depok, AHY menjelaskan pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dengan pengalaman praktis dalam pengambilan keputusan di tingkat nasional maupun daerah. "Bagaimana kita bisa mencapai swasembada energi dan pangan, selalu ada kaitan antara ilmu pengetahuan, pengalaman lapangan juga pengambilan keputusan dan kebijakan nasional di tingkat pusat dan daerah," ungkapnya.
Akademisi sebagai Mitra Penting Pemerintah
Peran akademisi tidak hanya sebatas pemberi masukan teoritis, namun juga menjadi mitra strategis bagi pemerintah dalam merancang kebijakan yang tepat sasaran. Dengan data dan fakta yang diberikan oleh akademisi, kebijakan publik dapat dibuat lebih terencana dan membawa dampak yang nyata. Hal ini karena akademisi memberikan masukan yang berlandaskan pada studi empiris sehingga menghasilkan kebijakan tidak hanya 'on track', tetapi juga impactful.
“Dengan kerja sama antara pemerintahan dan akademisi, public policy making di Indonesia bukan hanya on the track, tapi impactful karena tidak hanya berdasarkan abstrak tapi nilai, pengalaman dan studi empiris,” lanjut AHY.
Peningkatan Sumber Daya Manusia: Kunci Negara Maju
Untuk menunjang kemandirian di sektor pangan dan energi, AHY mengingatkan pentingnya kesiapan sumber daya manusia. Dalam acara tersebut, ia turut menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto mengenai pengembangan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama. Presiden, menurut AHY, menegaskan bahwa jika Indonesia ingin menjadi negara maju, kualitas SDM harus dipersiapkan sebaik mungkin. Perguruan tinggi, dalam hal ini, memikul tanggung jawab moral untuk membekali mahasiswa agar siap menghadapi dunia profesional.
“Presiden tegas menyatakan jika Indonesia ingin maju maka sumber daya manusianya harus dipersiapkan sebaik mungkin. Perguruan tinggi punya tanggung jawab moral untuk para mahasiswa untuk masuk ke dunia profesi,” pungkasnya.
Tantangan dan Peluang Swasembada Pangan dan Energi
Tantangan besar dalam mencapai swasembada pangan dan energi mencakup masalah teknologi, keterampilan SDM, hingga kebijakan yang konsisten dan berpihak pada pertumbuhan berkelanjutan. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah dengan kalangan akademisi diharapkan mampu memanfaatkan teknologi terbaru dan inovasi guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam sektor tersebut.
Tidak hanya itu, pemerintah juga didorong untuk terus membuka ruang dialog dengan para ilmuwan dan peneliti sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang inklusif. Keterlibatan akademisi dalam proses kebijakan, dari perumusan hingga implementasi, sangat penting dalam menciptakan solusi yang tepat dan berkelanjutan.
Mengoptimalkan Potensi Lokal
Selain itu, optimalisasi potensi lokal seperti sumber daya alam yang melimpah, juga menjadi salah satu strategi untuk mencapai swasembada. Dalam hal ini, penelitian dan pengembangan (R&D) yang melibatkan perguruan tinggi dapat menjadi pendorong utama penemuan-penemuan baru yang aplikatif dan mendukung kemandirian sektor pangan dan energi.
Menegakkan Sistem Pendidikan yang Adaptif
Untuk mendukung peningkatan SDM, AHY juga menekankan perlunya sistem pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan industri dan masyarakat. Perguruan tinggi diharapkan dapat berperan dalam menyiapkan lulusan yang tidak hanya memiliki keterampilan akademik, namun juga keterampilan lain yang relevan dengan kebutuhan lapangan.
Pada akhirnya, kolaborasi erat antara pemerintah dan kalangan akademisi merupakan langkah strategis yang harus diambil jika Indonesia ingin benar-benar mencapai swasembada pangan dan energi. Diharapkan, sinergi ini tidak hanya bermanfaat bagi pembangunan nasional, tetapi juga membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat luas.