Minyak

Harga Komoditas Global: Minyak Mentah Naik Tajam, Batu Bara Alami Penurunan

Harga Komoditas Global: Minyak Mentah Naik Tajam, Batu Bara Alami Penurunan
Harga Komoditas Global: Minyak Mentah Naik Tajam, Batu Bara Alami Penurunan

Pasar komoditas internasional menunjukkan pergerakan variatif di awal pekan ini. Kenaikan signifikan terjadi pada harga minyak mentah, sementara komoditas lain seperti batu bara mengalami penurunan. Lonjakan harga minyak mentah ini beriringan dengan ekspektasi sanksi Amerika Serikat yang lebih luas terhadap pasokan minyak mentah dari Rusia.

Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah Brent mencatatkan peningkatan sebesar USD 1,35 atau sekitar 1,69 persen, mencapai angka USD 81,11 per barel. Level intraday tertingginya menyentuh USD 81,44, merupakan yang tertinggi sejak 27 Agustus. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengikuti tren ini dengan kenaikan USD 1,40 atau 1,83 persen, menjadi USD 77,97 per barel setelah mencapai level tertinggi USD 78,32, level tertinggi sejak 8 Oktober.

"Pasar merespons dengan cepat kemungkinan pengurangan pasokan dari Rusia, terutama ke China dan India yang merupakan importir besar," kata seorang analis komoditas dari Reuters. "Kita melihat peningkatan minat beli sebagai langkah antisipasi terhadap perkembangan geopolitik ini."

Batu Bara Melemah di Tengah Ketidakpastian

Berbanding terbalik dengan minyak, harga batu bara justru mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Data dari Bursa ICE Newcastle (Australia) menunjukkan penurunan harga batu bara kontrak pengiriman Februari 2025 sebesar 1,30 persen, turun menjadi USD 115 per ton. Penurunan ini sejalan dengan ekspektasi pasar akan pasokan yang melimpah dan permintaan yang melambat.

Minyak Sawit Menguat di Tengah Kekhawatiran Permintaan

Menilik pada komoditas minyak sawit (CPO), pasar menunjukkan penguatan dengan kenaikan 2,28 persen menjadi MYR 4.393 per ton, menurut data dari Trading Economics. Kenaikan harga ini menghentikan penurunan dua sesi sebelumnya, karena para pedagang merespons data industri bulanan yang krusial. Berdasarkan catatan Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, produksi selama bulan Desember menurun 8,3 persen dibanding bulan sebelumnya, sementara persediaan akhir Desember juga turun 6,91 persen menjadi 1,71 juta metrik ton.

Seorang pakar industri minyak kelapa sawit berkomentar, "Penurunan produksi dan stok menambah optimisme menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang biasanya meningkatkan permintaan dari Tiongkok."

Namun, meskipun ada kenaikan, pasar tetap pesimis dengan perkiraan penurunan mingguan kedua berturut-turut. Para pelaku pasar masih dibayangi kekhawatiran akan lemahanya permintaan secara keseluruhan pada kuartal pertama tahun ini, di mana minyak pesaing tetap memiliki keunggulan harga.

Para pedagang juga bersikap hati-hati menanti rilis data impor dari India, konsumen minyak kelapa sawit terbesar dunia. Data ini akan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang dinamika permintaan dalam beberapa minggu ke depan. Selain itu, hasil data perdagangan Tiongkok untuk bulan Desember yang akan dirilis tidak lama lagi bisa memberikan lebih banyak petunjuk mengenai tren permintaan global.

Nikel dan Timah Juga Mengalami Peningkatan

Di sisi lain, nikel dan timah mencetak kenaikan pada awal pekan ini. Harga nikel di London Metal Exchange (LME) bertambah 1,14 persen menjadi USD 15.658 per ton. Sementara itu, harga timah menunjukkan kenaikan tipis sebanyak 0,11 persen, menetap di USD 29.886 per ton.

Kedua logam ini mendapatkan dorongan dari ekspektasi pertumbuhan ekonomi global dan perkembangan positif di sektor industri dan teknologi, yang memicu peningkatan permintaan. Seorang trader logam yang berbasis di London menyebut, "Kami menyaksikan tren positif pada logam dasar yang didorong oleh prospek pengembangan teknologi baru dan peningkatan output industri."

Keseluruhan dinamika pasar komoditas ini menunjukkan bahwa faktor global, seperti kebijakan geopolitik dan data ekonomi dari negara-negara besar, memainkan peran penting dalam pergerakan harga komoditas. Para pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan terbaru untuk mengoptimalkan strategi mereka di tengah volatilitas yang ada.

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor ini sangat penting bagi investor dan pedagang untuk menavigasi pasar komoditas yang dinamis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index