JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Investasi dan Hilirisasi (Kemeninves) menegaskan komitmen untuk meningkatkan layanan sektor keuangan.
Langkah ini dilakukan melalui integrasi sistem aplikasi perizinan BI (EASE) dengan One Single Submission (OSS) Kemeninves.
Kesepakatan ini diumumkan pada ajang Central Banking Service Excellence Achievement (CBSEA) 2025, yang digelar di Jakarta, Rabu, 26 November 2025.
Integrasi kedua sistem ini memungkinkan verifikasi Nomor Induk Berusaha (NIB) secara real-time, sehingga proses pengajuan perizinan sektor keuangan dapat berjalan lebih cepat, transparan, dan akuntabel.
Langkah ini sekaligus menegaskan arah digitalisasi BI untuk menghadirkan layanan publik modern yang adaptif terhadap kebutuhan industri dan masyarakat.
Komitmen BI dalam Digitalisasi Layanan
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menegaskan bahwa BI terus bertransformasi menjadi institusi yang agile dan inovatif dalam pemanfaatan teknologi digital.
“Melalui CBSEA 2025, kita perkuat sinergi dan inovasi bersama sekaligus meneguhkan komitmen untuk menjadi bank sentral yang adaptif dan berstandar internasional,” ujar Destry dalam keterangan resminya.
Destry menambahkan, integrasi penuh sistem perizinan BI-OSS melalui Straight Through Processing tidak hanya mempercepat layanan perizinan, tetapi juga memperluas inovasi digital di seluruh layanan kebanksentralan.
Pendekatan ini akan meningkatkan inklusivitas, efisiensi, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, baik bagi pelaku usaha maupun investor.
Kolaborasi Strategis Antarlembaga
Keberhasilan integrasi ini tidak lepas dari dukungan lintas lembaga. Destry menekankan pentingnya kerja sama yang erat antara BI, kementerian/lembaga (K/L), dan mitra terkait untuk mendukung layanan kebanksentralan.
Sistem yang terkoneksi secara global juga akan mempermudah transaksi keuangan lintas negara dan memperkuat budaya kolaborasi antar institusi serta industri keuangan.
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Kemeninves, Andi Maulana, menyoroti bahwa keseragaman data menjadi fondasi utama bagi kebijakan yang akurat dan terpercaya.
“Kerja sama integrasi data terkait perizinan sektor keuangan antara BI dengan Kemeninves yang disepakati pada CBSEA 2025 ini turut mendukung terciptanya satu data di sektor keuangan sebagai sumber referensi yang akuntabel,” ujar Andi.
CBSEA 2025 sebagai Wadah Sinergi dan Refleksi
CBSEA 2025 bukan hanya sekadar forum apresiasi, melainkan juga menjadi sarana refleksi dan komunikasi strategis BI dengan kementerian/lembaga, industri perbankan, dan seluruh mitra kerja.
Forum ini menekankan pentingnya sinergi untuk mewujudkan layanan yang lebih modern, agile, dan berstandar global.
Sepanjang 2025, kolaborasi BI dengan kementerian/lembaga serta pelaku industri telah menghasilkan beberapa capaian penting, antara lain:
Penguatan pengelolaan uang negara;
Harmonisasi sistem antara BI dan Kemenkeu;
Kesiapan Business Continuity Management lintas institusi;
Penyempurnaan mekanisme transaksi lintas negara dan penyelesaian KLBI.
Selain itu, tahun ini juga tercapai standarisasi global ISO 20022, mendukung tata bahasa keuangan untuk pembayaran lintas batas. Integrasi data dan sistem host-to-host turut memperkuat tata kelola serta efisiensi layanan publik.
Dampak bagi Pelaku Usaha dan Masyarakat
Integrasi sistem EASE dan OSS diharapkan akan memberikan dampak positif bagi pelaku usaha dan masyarakat luas.
Proses perizinan yang lebih cepat dan transparan memudahkan perusahaan memperoleh akses legal formal dalam sektor keuangan. Hal ini juga mendorong iklim investasi yang lebih sehat, efisien, dan kompetitif di Indonesia.
Dengan verifikasi NIB secara real-time, pengusaha dapat mengurangi waktu tunggu perizinan. Sementara itu, pemerintah dapat mengakses data yang lebih akurat dan terintegrasi, yang sangat penting untuk pengawasan, evaluasi, dan pengambilan keputusan kebijakan.
Pendekatan ini selaras dengan misi BI untuk menghadirkan layanan kebanksentralan yang adaptif, relevan, dan responsif terhadap kebutuhan industri serta masyarakat.
Inovasi dan Modernisasi Layanan Kebanksentralan
Deputi Gubernur Senior BI menegaskan, layanan kebanksentralan tidak lagi terbatas pada proses transaksi tradisional, tetapi kini harus mengadopsi inovasi digital yang meningkatkan kecepatan, keamanan, dan relevansi layanan.
Inisiatif ini juga menjadi tolok ukur bagi BI dalam memperkuat posisinya sebagai bank sentral modern, transparan, dan berstandar internasional.
Sementara itu, Kemeninves menekankan bahwa keseragaman data merupakan fondasi kebijakan yang akurat, berkelanjutan, dan dapat dipertanggungjawabkan. “Integrasi data sektor keuangan akan mendukung terciptanya satu referensi resmi dan terpercaya bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Andi Maulana.
Menuju Layanan Publik Berbasis Digital dan Efisien
Dengan integrasi EASE dan OSS, seluruh proses perizinan di sektor keuangan diharapkan menjadi lebih terukur, efisien, dan akuntabel, sehingga meningkatkan kepercayaan investor.
Layanan digital ini juga mempermudah monitoring dan evaluasi secara real-time, meminimalkan risiko kesalahan administratif, dan mempercepat pengambilan keputusan.
Transformasi ini menandai langkah strategis BI dan Kemeninves dalam menghadirkan layanan publik berbasis digital yang adaptif terhadap perkembangan industri keuangan global.
Sinergi ini diharapkan menjadi model integrasi antarinstansi pemerintah yang mampu memperkuat tata kelola, meningkatkan efisiensi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif.
Integrasi perizinan sektor keuangan BI dan Kemeninves melalui EASE-OSS adalah bukti komitmen kedua lembaga untuk mewujudkan layanan publik yang modern, digital, dan efisien.
Sistem ini mempercepat proses perizinan, meningkatkan akurasi data, dan mendorong iklim investasi yang lebih sehat.
Selain itu, langkah ini menjadi bagian dari transformasi kebanksentralan BI untuk menghadirkan layanan berbasis teknologi, transparan, dan berstandar internasional, yang manfaatnya dirasakan secara nyata oleh masyarakat dan pelaku usaha di seluruh Indonesia.