Serapan Produk Perikanan MBG Diproyeksikan Terus Meningkat Nasional

Rabu, 26 November 2025 | 09:04:01 WIB
Serapan Produk Perikanan MBG Diproyeksikan Terus Meningkat Nasional

JAKARTA - Kebutuhan protein ikan di Indonesia diprediksi terus meningkat seiring target pemenuhan gizi nasional melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Program ini diharapkan menjadi motor utama dalam memastikan masyarakat memperoleh asupan protein hewani yang cukup. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menekankan pentingnya kesiapan sektor perikanan menghadapi lonjakan permintaan tersebut.

“Kebutuhan ikan tahun depan diprediksi meningkat untuk pemenuhan MBG. Tahun ini fokus Pak Menteri KP dan Pak Wamen KP agar kita bisa swasembada protein ikan,” ujar Zulkifli Hasan (Zulhas). 

Selain seremoni, acara ini juga diramaikan dengan pembagian paket ikan segar dan 1.000 porsi udang saus padang kepada masyarakat. Zulhas menambahkan, “Makan ikan sudah menjadi budaya khas Indonesia dibandingkan dengan protein lainnya.” 

Pernyataan ini menegaskan bahwa ikan bukan hanya sumber protein, tapi juga bagian dari budaya konsumsi masyarakat.

Komitmen KKP dalam Peningkatan Produksi Perikanan

Menteri Trenggono menegaskan bahwa KKP berkomitmen meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan nasional. Menurutnya, produksi perikanan Indonesia saat ini mencapai 23–24 juta ton per tahun, termasuk rumput laut.

“Sejumlah program prioritas tengah dijalankan, seperti pengembangan kampung nelayan merah putih, BINS Karawang untuk ikan nila salin, serta revitalisasi tambak pantura,” ujar Trenggono. 

Program-program ini dirancang agar sektor perikanan mampu memenuhi target protein nasional sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan dan pelaku usaha perikanan.

Penguatan sektor hulu perikanan menjadi kunci untuk mendukung swasembada protein ikan. Dengan begitu, kualitas ikan yang dikonsumsi masyarakat tetap terjaga, dan nelayan memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi.

Edukasi Publik dan Partisipasi Masyarakat

Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Machmud, menambahkan bahwa pemilihan lokasi puncak Harkannas di kawasan car free day Sarinah sengaja dilakukan agar masyarakat lebih dekat dengan produk perikanan dan terdorong untuk mengonsumsinya. 

“Semua rangkaian acara mengajak partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, diumumkan juga pemenang lomba dongeng ikan tingkat nasional yang digelar sejak awal November 2025. Muhammad Hazlam Idris dari Purwokerto, Jawa Tengah, keluar sebagai juara pertama, disusul Victoria Marta dari Malang, Jawa Timur, dan Aleser Ghaizan Althaf dari Yogyakarta, DIY. 

Menurut Machmud, lomba ini diharapkan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap ikan sejak dini, sehingga kebiasaan mengonsumsi ikan dapat menjadi budaya sejak kecil.

Selain lomba dongeng, Harkannas juga mengumumkan pemenang lomba masak serba ikan yang diikuti tim PKK dari berbagai provinsi. Provinsi DIY meraih juara pertama kategori kudapan sekaligus keluar sebagai juara umum. Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan memperoleh posisi terbaik di kategori lain.

Dampak Konsumsi Ikan terhadap Kesehatan dan Ekonomi

Machmud menilai bahwa kebiasaan makan ikan tidak hanya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi nasional. “Ikan ini komoditas yang jelas yakni ditangkap, diolah, dan dipasarkan oleh orang Indonesia. Jadi, yang makan sehat, ekonomi nasional juga meningkat,” ujarnya.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa konsumsi ikan memiliki dampak ganda: mendukung gizi masyarakat dan memperkuat ekosistem ekonomi berbasis kelautan. Dengan pemanfaatan produk lokal, pendapatan nelayan dan pelaku usaha perikanan meningkat, yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir.

Sinergi Pemerintah dan Sektor Perikanan

Kesuksesan program MBG dan Harkannas menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, KKP, DPR RI, dan masyarakat. Dukungan lintas sektor ini dianggap krusial agar target swasembada protein ikan dapat tercapai dalam beberapa tahun mendatang.

Program inovatif seperti pengembangan kampung nelayan, BINS Karawang, dan revitalisasi tambak pantura menunjukkan arah strategis untuk meningkatkan produksi perikanan. 

Selain itu, keterlibatan generasi muda dalam sektor perikanan menjadi langkah penting agar profesi nelayan tetap diminati, sehingga rantai pasok protein ikan tetap berkelanjutan.

Tantangan dan Strategi ke Depan

Meskipun produksi perikanan nasional meningkat, tantangan tetap ada. Salah satu yang paling krusial adalah distribusi dan pengolahan ikan agar tetap segar dan bergizi saat sampai ke masyarakat. 

Pemerintah dan KKP perlu terus memperkuat rantai pasok, fasilitas pengolahan, serta logistik untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor perikanan menjadi hal yang tidak kalah penting. Edukasi masyarakat melalui lomba dongeng, lomba masak, dan kampanye konsumsi ikan diharapkan menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya protein hewani dari ikan.

Peringatan Hari Ikan Nasional 2025 menegaskan bahwa sektor perikanan Indonesia memiliki peran strategis dalam program MBG dan ketahanan gizi nasional. Dengan produksi yang terus meningkat, sinergi antar-pemangku kepentingan, serta edukasi publik yang masif, konsumsi ikan dapat terus ditingkatkan. 

Strategi ini tidak hanya mendukung kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi nasional, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Program MBG menunjukkan bagaimana intervensi kebijakan dan inovasi sektor perikanan dapat berjalan seiring untuk menghasilkan manfaat ganda bagi masyarakat.

Dengan langkah-langkah berkelanjutan, Indonesia berpotensi menjadi negara swasembada protein ikan sekaligus memperkuat budaya konsumsi ikan yang sehat di seluruh pelosok negeri.

Terkini