Asuransi Properti Tetap Jadi Sumber Pendapatan Utama Industri Premi Nasional

Selasa, 25 November 2025 | 15:50:14 WIB
Asuransi Properti Tetap Jadi Sumber Pendapatan Utama Industri Premi Nasional

JAKARTA - Asuransi properti tetap menjadi tulang punggung industri asuransi umum di Indonesia. 

Data terbaru dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, lini ini menyumbang Rp24,75 triliun atau sekitar 29,2% dari total premi industri asuransi umum pada kuartal III-2025. 

Angka ini menunjukkan pertumbuhan 5,4% Year on Year (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, menegaskan posisi strategis asuransi properti dalam sektor industri.

Menurut Trinita Situmeang, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik dan Riset, pendapatan premi asuransi properti datang dari dua segmen utama, yakni korporasi dan ritel. 

“Memang kesadaran dari sektor korporasi didorong adanya kebutuhan perusahaan terhadap asuransi properti. Jadi, dalam hal pemetaan risiko perusahaan, salah satunya mereka harus melakukan transfer risiko kepada asuransi,” ujarnya.

Kesadaran Masyarakat Tinggi karena Faktor Risiko Alam

Trinita menambahkan, kesadaran masyarakat akan risiko alam menjadi faktor penting meningkatnya permintaan asuransi properti. Indonesia berada di ring of fire, wilayah rawan gempa dan bencana alam lainnya, sehingga masyarakat mulai menyadari pentingnya perlindungan terhadap harta benda.

“Kesadaran masyarakat yang mulai memahami bahwa Indonesia berada di wilayah ring of fire membuat lini asuransi properti terus dibutuhkan sehingga berdampak terhadap kinerja industri,” jelasnya. 

Dengan pemahaman ini, asuransi properti tidak hanya menjadi instrumen proteksi, tetapi juga bagian dari perencanaan finansial jangka panjang bagi masyarakat.

Pertumbuhan Aktivitas Properti dan Konstruksi Dorong Premi

Selain faktor kesadaran individu dan korporasi, aktivitas sektor properti dan konstruksi turut mendongkrak pertumbuhan asuransi properti. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menyebutkan bahwa meningkatnya pembangunan residensial, komersial, dan infrastruktur mendorong permintaan produk asuransi harta benda.

“Kondisi tersebut menciptakan permintaan terhadap produk asuransi harta benda atau properti baru, baik dari segmen korporasi maupun individu,” ujar Budi.

Dengan meningkatnya proyek properti dan konstruksi, perusahaan semakin sadar akan risiko kerusakan atau kehilangan aset. Hal ini mendorong mereka menggunakan asuransi properti sebagai instrumen mitigasi risiko sekaligus memastikan keberlangsungan usaha.

Kinerja Premi dan Klaim

Berdasarkan data AAUI, pendapatan premi asuransi properti Rp24,75 triliun pada kuartal III-2025, tumbuh 5,4% YoY. Lini properti menyumbang 29,2% dari total premi industri asuransi umum yang mencapai Rp84,72 triliun.

Di sisi klaim, pembayaran klaim dari lini ini tercatat Rp5,42 triliun per kuartal III-2025, meski mengalami kontraksi 2,9% YoY. Penurunan klaim ini sebagian dipengaruhi peningkatan manajemen risiko dari perusahaan dan perbaikan sistem proteksi properti.

Dengan demikian, meski terjadi kontraksi klaim, premi tetap tumbuh, menunjukkan kepercayaan tinggi dari masyarakat dan korporasi terhadap produk asuransi properti.

Asuransi Properti sebagai Penopang Industri

Dari perspektif industri, asuransi properti memiliki peran strategis. Lini ini tidak hanya menjadi penyumbang terbesar pendapatan premi, tetapi juga menjadi indikator kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi secara keseluruhan.

Trinita menekankan, perusahaan yang memiliki kesadaran tinggi terhadap risiko properti cenderung memperluas proteksi asetnya melalui asuransi, sehingga mendorong pertumbuhan premi. 

Sementara Budi menambahkan bahwa aktivitas properti yang meningkat di berbagai kota besar di Indonesia menciptakan kebutuhan berkelanjutan terhadap asuransi harta benda.

“Permintaan dari segmen korporasi dan individu akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor properti dan kesadaran akan risiko,” kata Budi.

Faktor Lain yang Mendukung Pertumbuhan

Selain faktor risiko alam dan aktivitas konstruksi, teknologi dan literasi asuransi juga ikut berperan. Sistem klaim digital dan edukasi masyarakat tentang manfaat asuransi properti membuat masyarakat lebih percaya diri menggunakan produk ini.

Industri asuransi pun semakin adaptif terhadap kebutuhan pasar, menghadirkan berbagai produk properti mulai dari proteksi rumah tinggal, gedung komersial, hingga proyek properti berskala besar. 

Pendekatan ini membuat lini asuransi properti tetap menjadi penopang utama premi industri, sekaligus menyokong pertumbuhan industri asuransi umum di Indonesia.

Asuransi properti terbukti tetap menjadi sumber pendapatan terbesar di industri asuransi umum Indonesia. Dengan kontribusi sebesar Rp24,75 triliun atau 29,2% dari total premi, lini ini terus didorong oleh:

Kesadaran korporasi terhadap transfer risiko.

Kesadaran masyarakat akan risiko bencana alam.

Pertumbuhan sektor properti dan konstruksi.

Peningkatan literasi dan teknologi layanan asuransi.

Meskipun klaim mengalami kontraksi 2,9% YoY, pertumbuhan premi 5,4% YoY menegaskan posisi asuransi properti sebagai pilar utama industri. Dengan meningkatnya kesadaran dan permintaan, lini asuransi properti diprediksi tetap menjadi penopang premi industri di tahun-tahun mendatang.

Terkini