JAKARTA - Indonesia terus berupaya memaksimalkan potensi pariwisata dan sektor perdagangan melalui layanan pengembalian pajak pertambahan nilai (VAT refund) bagi wisatawan mancanegara (wisman).
Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk mempermudah proses klaim pajak bagi turis asing, tetapi juga sebagai upaya memperkuat daya saing Indonesia sebagai destinasi wisata belanja yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Peningkatan Layanan VAT Refund Bagian dari Kampanye BINA
Asisten Deputi Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen, dan Tertib Niaga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ismariny, menegaskan bahwa penguatan layanan VAT refund merupakan bagian integral dari kampanye Belanja di Indonesia Aja (BINA).
“Kami ingin memastikan wisman tidak hanya menikmati Indonesia, tetapi juga mendapatkan pengalaman berbelanja yang memberikan nilai lebih. Layanan tax refund yang baik akan meningkatkan minat belanja wisatawan, memperkuat industri ritel, dan memberikan multiplier effect bagi perdagangan dan ekonomi,” ujar Ismariny.
VAT Refund sebagai Daya Tarik Wisatawan
Sepanjang 2024, nilai VAT refund yang berhasil diproses mencapai Rp514,29 miliar, menurut data Kemenko Perekonomian. Angka ini menjadi indikator penting bagi pemerintah untuk menilai efektivitas strategi meningkatkan transaksi ritel dan menarik wisatawan berdaya beli tinggi.
Ismariny menekankan, Indonesia memiliki beragam daya tarik wisata, mulai dari budaya, alam, kuliner, hingga gaya hidup berbelanja yang unik.
“Penguatan ekosistem layanan menjadi kunci perluasan transaksi wisman di pusat perbelanjaan, gerai ritel modern, hingga UMKM,” tambahnya.
Dengan ekosistem yang lebih baik, setiap wisatawan dapat merasakan kemudahan bertransaksi sekaligus memperoleh pengalaman berbelanja yang nyaman dan menguntungkan.
Partisipasi Merchant Meningkat
Partisipasi merchant atau toko ritel dalam skema VAT refund juga mengalami peningkatan. Kemenko Perekonomian mencatat bahwa semakin banyak toko ritel yang terdaftar, semakin luas akses wisatawan terhadap layanan pengembalian pajak ini.
Peningkatan jumlah peserta skema VAT refund diharapkan menjadi faktor pendorong transaksi wisatawan, baik di ibu kota maupun di daerah-daerah dengan potensi kunjungan tinggi.
Hal ini penting untuk memastikan setiap wisatawan asing memiliki kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas pengembalian pajak di berbagai gerai ritel dan pusat perbelanjaan.
Akses Layanan di Bandara Internasional
Saat ini, layanan pengembalian pajak tersedia di beberapa bandara internasional utama, termasuk Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Yogyakarta International Airport (YIA), Juanda, dan Kualanamu.
Pemerintah menilai penyebaran layanan di berbagai pintu masuk internasional ini dapat mempermudah proses klaim VAT bagi turis, mempercepat perputaran aktivitas belanja, dan meningkatkan kepuasan wisatawan selama berada di Indonesia.
Ketersediaan layanan di bandara utama juga memungkinkan wisatawan untuk melakukan klaim secara cepat dan efisien sebelum meninggalkan Indonesia, sehingga pengalaman berbelanja menjadi lebih menyenangkan dan terorganisir.
Dorongan untuk Lebih Banyak Pengusaha Ritel Bergabung
Ismariny mendorong lebih banyak Pengusaha Kena Pajak (PKP) ritel untuk bergabung dalam skema VAT refund. Menurutnya, kolaborasi antarpelaku industri dan kementerian/lembaga terkait sangat penting untuk menciptakan ekosistem perdagangan yang kompetitif, inklusif, dan bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.
Dengan sinergi yang baik, wisatawan, pengusaha ritel, dan pemerintah akan menikmati manfaat ekonomi yang lebih optimal. “Kolaborasi ini akan memperkuat jaringan perdagangan, meningkatkan transaksi, dan menciptakan pengalaman wisata berbelanja yang menarik bagi wisatawan mancanegara,” jelas Ismariny.
Dampak Ekonomi yang Lebih Luas
Selain memberikan nilai tambah bagi wisatawan asing, perluasan fasilitas VAT refund diharapkan mendorong perputaran barang dan jasa yang lebih cepat. Hal ini diproyeksikan meningkatkan jangkauan pasar domestik dan internasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan wisata belanja utama.
Dampak positif ini berpotensi menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perputaran transaksi yang lebih tinggi, sektor ritel dan UMKM di berbagai daerah akan merasakan manfaat langsung dari kunjungan wisatawan asing, termasuk peningkatan omzet dan peluang kerja bagi masyarakat lokal.
VAT Refund sebagai Alat Promosi Pariwisata
Optimalisasi VAT refund bukan hanya strategi fiskal, tetapi juga instrumen promosi pariwisata yang efektif. Dengan layanan pengembalian pajak yang mudah dan transparan, wisatawan terdorong untuk meningkatkan frekuensi dan volume belanja mereka, termasuk di pusat perbelanjaan modern dan gerai UMKM.
Kemenko Perekonomian optimistis bahwa ekosistem layanan VAT refund yang semakin lengkap dan efektif akan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. “Penguatan ekosistem ini tidak hanya mendorong transaksi, tetapi juga meningkatkan pengalaman wisatawan secara keseluruhan,” terang Ismariny.
Penguatan Sektor Perdagangan dan Pariwisata
Dengan langkah strategis ini, Indonesia berupaya memaksimalkan potensi belanja turis asing sebagai kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Optimalisasi VAT refund diproyeksikan tidak hanya mendukung pertumbuhan industri ritel, tetapi juga memperluas jangkauan pasar, meningkatkan daya saing, serta memperkuat sektor pariwisata secara keseluruhan.
Pengalaman belanja yang nyaman, transparan, dan efisien akan meningkatkan kepuasan wisatawan mancanegara, sehingga mereka terdorong untuk kembali lagi dan merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata belanja unggulan.
Dengan demikian, VAT refund menjadi instrumen penting yang menghubungkan sektor perdagangan dan pariwisata demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.