Strategi BRIN Terapkan Nature-Based Solutions Tingkatkan Kondisi Gambut Sumsel

Jumat, 21 November 2025 | 15:46:56 WIB
Strategi BRIN Terapkan Nature-Based Solutions Tingkatkan Kondisi Gambut Sumsel

JAKARTA - Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki ekosistem rawa gambut tropis terbesar di Indonesia, dengan luas mencapai sekitar 1,2 juta hektare yang tersebar di Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. 

Kerusakan ekosistem gambut di wilayah ini telah menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Kebakaran masif pada 2015 dan 2019 menghancurkan lebih dari 600 ribu hektare lahan, menyebabkan degradasi lingkungan yang signifikan, hilangnya keanekaragaman hayati, terganggunya mata pencaharian masyarakat desa gambut, serta peningkatan emisi karbon ke atmosfer. Kondisi ini membuat perlunya penanganan restorasi secara serius dan berkelanjutan.

Budi H. Narendra, peneliti Pusat Riset Ekologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menekankan urgensi pendekatan berbasis alam. 

“NbS adalah tindakan untuk melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan memulihkan ekosistem alami maupun terdegradasi untuk menjawab tantangan sosial serta memberikan manfaat bagi keanekaragaman hayati,” ujarnya.

Apa Itu Nature-Based Solutions (NbS)?

Nature-Based Solutions (NbS) adalah pendekatan restorasi yang mengandalkan proses alami dan kearifan lokal masyarakat. NbS menekankan keseimbangan antara konservasi alam dan pemanfaatan sumber daya untuk kesejahteraan manusia.

Pendekatan ini sangat relevan untuk gambut Sumsel karena dapat memulihkan fungsi ekologis tanpa merusak hubungan alami yang telah terbentuk selama ribuan tahun. Budi menegaskan, “Keberhasilan restorasi hanya mungkin jika fungsi lindung, konservasi, dan produksi berjalan secara seimbang.”

NbS tidak sekadar intervensi ilmiah, tetapi juga menghormati cara alam bekerja. Dengan integrasi kearifan lokal, metode ini mampu mengembalikan kondisi ekologis sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

Strategi Utama Penerapan NbS

Budi H. Narendra memaparkan empat strategi utama yang diterapkan dalam restorasi gambut melalui NbS di Sumsel:

Rewetting
Rewetting bertujuan mengembalikan air ke gambut agar tetap basah, menekan risiko kebakaran, dan memulihkan stabilitas hidrologi. Gambut yang kering mudah terbakar, sehingga menjaga kelembapan sangat penting untuk keamanan ekologis dan pengurangan emisi karbon.

Rehabilitasi Vegetasi
Penanaman kembali jenis-jenis tumbuhan asli, seperti Shorea balangeran dan Dyera lowii, serta pengembangan paludikultur (sagu, purun, kopi rawa), berperan dalam meningkatkan tutupan lahan dan penyerapan karbon. Strategi ini juga membuka peluang ekonomi melalui produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan pertanian organik.

Konservasi Keanekaragaman Hayati
Restorasi habitat alami membantu regenerasi fauna rawa, termasuk ikan lokal dan burung air migran. Konservasi keanekaragaman hayati ini tidak hanya memperkuat fungsi ekologis, tetapi juga mendukung mata pencaharian masyarakat melalui ekowisata dan pemanfaatan sumber daya berkelanjutan.

Pemanfaatan Berkelanjutan
NbS menekankan pemanfaatan ekosistem secara bijaksana, seperti pengembangan HHBK bernilai tambah, pertanian organik, dan ekowisata. Pemanfaatan ini dilakukan tanpa mengurangi kapasitas ekosistem untuk pulih, sehingga prinsip dasar keberlanjutan tetap terjaga.

Partisipasi Masyarakat Kunci Restorasi

Keberhasilan restorasi gambut tidak lepas dari keterlibatan masyarakat desa gambut. Pendekatan partisipatif membuat masyarakat bukan sekadar objek, tetapi aktor penting dalam proses pemulihan.

“Pendekatan partisipatif menjadikan masyarakat bukan objek, melainkan aktor kunci dalam pemulihan gambut,” kata Budi. Keterlibatan masyarakat memastikan praktik NbS diterapkan sesuai kondisi lokal, sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi komunitas sekitar.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat, Sumsel berpotensi menjadi model nasional restorasi gambut tropis. 

“Kami meyakini bahwa Sumsel berpotensi menjadi model nasional restorasi gambut tropis melalui NbS bila pendanaan hijau, riset berkelanjutan, dan kolaborasi multipihak terus diperkuat,” tegasnya.

Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Kearifan Lokal

NbS memadukan metode ilmiah dengan pengetahuan tradisional masyarakat lokal. Hal ini mencakup pemilihan spesies tanaman asli, pengelolaan air, serta pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. Integrasi ini memungkinkan restorasi ekosistem berjalan alami, efektif, dan sesuai kondisi setempat.

Pendekatan ilmiah memastikan bahwa setiap tindakan restorasi didukung data dan riset, sementara kearifan lokal menjaga kesinambungan ekosistem sesuai karakteristik daerah. Dengan cara ini, NbS menciptakan solusi yang adaptif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ganda bagi lingkungan dan manusia.

Dampak Ekologis dan Sosial-Ekonomi

Restorasi gambut melalui NbS memiliki berbagai dampak positif. Secara ekologis, NbS meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap kebakaran, memulihkan habitat alami, dan menurunkan emisi karbon.

Secara sosial dan ekonomi, NbS membuka peluang usaha berkelanjutan, termasuk paludikultur, HHBK, pertanian organik, dan ekowisata. Hal ini membantu masyarakat desa gambut meningkatkan pendapatan tanpa merusak lingkungan, sekaligus menjaga fungsi ekologis lahan.

Pendekatan ini juga memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana, karena ekosistem yang sehat mampu menahan banjir, menstabilkan hidrologi, dan mendukung ketersediaan air bersih.

Kolaborasi dan Pendanaan Berkelanjutan

Keberhasilan NbS memerlukan kolaborasi multipihak antara pemerintah, BRIN, lembaga penelitian, masyarakat, dan sektor swasta. Pendanaan hijau menjadi faktor kunci agar proyek restorasi bisa berjalan berkelanjutan.

Riset berkelanjutan juga dibutuhkan untuk memantau efektivitas intervensi, menyesuaikan metode restorasi, dan memastikan bahwa pendekatan ini dapat direplikasi di wilayah gambut lain di Indonesia.

Pemulihan ekosistem gambut di Sumsel melalui Nature-based Solutions (NbS) menghadirkan pendekatan berimbang antara konservasi alam dan kesejahteraan masyarakat. 

Empat strategi utama rewetting, rehabilitasi vegetasi, konservasi keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan berkelanjutan menjadi kerangka restorasi yang efektif.

Dengan keterlibatan masyarakat dan dukungan riset berkelanjutan, Sumsel memiliki potensi menjadi model nasional restorasi gambut tropis. 

NbS menjadi pendekatan ilmiah yang menghormati alam sekaligus membuka peluang ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat desa gambut, sehingga restorasi tidak hanya menyembuhkan ekosistem tetapi juga memperkuat kesejahteraan lokal.

Terkini