Menkeu Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Awalan Menuju Negara Maju

Kamis, 20 November 2025 | 15:56:42 WIB
Menkeu Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Awalan Menuju Negara Maju

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% merupakan titik awal yang strategis bagi Indonesia. 

Meski demikian, Purbaya menekankan bahwa target ini belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Pernyataan ini ia sampaikan dalam forum tahunan Ecoverse 2025, yang juga diwarnai dengan peluncuran Bloomberg Businessweek Indonesia, Kamis (20/11/2025).

Menurut Purbaya, target pertumbuhan 8% merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto. “Dulu, saya belum di tim, tapi kalau saya malah senang dengan target 8%, karena ini awalan yang bagus,” ujarnya.

Namun, untuk mencapai status negara maju, Menkeu menekankan bahwa Indonesia harus menargetkan pertumbuhan ekonomi double digit secara konsisten selama sepuluh tahun. Dengan pencapaian ini, baru ada peluang nyata untuk transformasi ekonomi yang berkelanjutan.

Inspirasi dari Sumitronomic

Purbaya menjelaskan, target pertumbuhan ini terinspirasi dari ajaran Sumitronomic, yang dikembangkan oleh Sumitro Djojohadikusumo, ayah Presiden Prabowo Subianto. Filosofi Sumitronomic menekankan tiga pilar penting pembangunan ekonomi: pertumbuhan tinggi, pemerataan pembangunan, dan stabilitas ekonomi.

“Saya pikir, Sumitro Djojohadikusumo jago. Dalam disertasinya di tahun 1943, beliau sudah tahu isu moneter. Ini saya bilang pinter banget, beliau bilang ada tiga pilar pembangunan ekonomi bagus, pertama pertumbuhan tinggi, kedua pemerataan pembangunan, dan terakhir stabilitas mbangunan,” tutur Purbaya.

Ia menegaskan, ketiga pilar tersebut harus berjalan bersamaan. Jika salah satu pilar gagal, ekonomi nasional akan rentan terhadap krisis dan ketidakstabilan.

Pertumbuhan Tinggi dan Pemerataan Pembangunan

Pertumbuhan tinggi, menurut Menkeu, tidak hanya soal angka besar, tetapi bagaimana pertumbuhan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Pemerataan pembangunan menjadi kunci agar hasil pertumbuhan tidak hanya dinikmati oleh kelompok tertentu.

“Kalau pertumbuhan tinggi tapi tidak merata, itu tidak akan menciptakan kesejahteraan luas. Kita harus memastikan bahwa pembangunan dinikmati dari Sabang sampai Merauke, dari desa sampai kota,” kata Purbaya.

Ia menambahkan, upaya pemerataan ini membutuhkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta. Kebijakan fiskal, moneter, serta insentif investasi harus saling mendukung agar pertumbuhan tinggi tetap merata.

Stabilitas Ekonomi: Fondasi Kuat Menuju Kemajuan

Selain pertumbuhan tinggi dan pemerataan, stabilitas ekonomi menjadi pilar ketiga yang tak kalah penting. Menurut Purbaya, pertumbuhan ekonomi tanpa stabilitas akan mudah terguncang oleh fluktuasi global maupun dinamika domestik.

“Kita bisa tumbuh cepat, tapi kalau stabilitas tidak ada, risiko besar bagi investasi dan daya beli masyarakat. Stabilitas menjadi fondasi agar pertumbuhan bisa berkelanjutan,” ujar Menkeu.

Stabilitas ini mencakup pengendalian inflasi, nilai tukar rupiah, defisit anggaran, dan pengelolaan utang publik. Menkeu menekankan bahwa menjaga keseimbangan makroekonomi menjadi kunci agar target pertumbuhan double digit dapat dicapai secara realistis.

Strategi Pemerintah Mendorong Pertumbuhan

Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk mewujudkan target ambisius ini. Strategi mencakup pengembangan sektor energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

“Pertumbuhan 8% memang awal yang bagus, tapi jika ingin masuk ke level negara maju, strategi jangka panjang harus menyentuh seluruh sektor, termasuk energi, manufaktur, dan teknologi,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga berfokus pada penguatan industri yang dapat mendorong ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan nilai tambah produk domestik. Menkeu menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan kolaborasi dengan sektor swasta.

Tantangan Menuju Pertumbuhan Double Digit

Meskipun optimistis, Purbaya mengakui tantangan untuk mencapai pertumbuhan double digit sangat besar. Faktor global seperti ketidakstabilan ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditas, dan geopolitik dapat memengaruhi pertumbuhan domestik.

“Double digit growth selama sepuluh tahun memang menantang, tapi dengan kebijakan tepat dan pengelolaan yang baik, Indonesia punya peluang besar,” kata Purbaya.

Selain itu, tantangan domestik seperti disparitas pembangunan antarwilayah dan kapasitas SDM menjadi fokus perhatian pemerintah. Menkeu menegaskan bahwa pembangunan yang inklusif dan berbasis pada kualitas manusia akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Pentingnya SDM dan Inovasi

Purbaya menekankan bahwa kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam pertumbuhan berkelanjutan. Dengan pendidikan, keterampilan, dan kemampuan adaptasi terhadap teknologi modern, masyarakat Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.

“Transformasi ekonomi bukan hanya soal infrastruktur atau investasi, tapi juga bagaimana generasi muda kita mampu memanfaatkan teknologi dan berinovasi,” ujarnya.

Investasi di bidang pendidikan, pelatihan vokasi, dan teknologi digital menjadi kunci agar Indonesia siap menghadapi tantangan ekonomi global. Purbaya juga menyebut perlunya dukungan riset dan pengembangan teknologi lokal untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

Jalan Menuju Negara Maju

Purbaya menegaskan, pertumbuhan ekonomi 8% hanyalah langkah awal. Jalan menuju negara maju memerlukan pertumbuhan double digit selama satu dekade, pemerataan pembangunan, dan stabilitas ekonomi yang kokoh. 

Filosofi Sumitronomic menjadi pedoman bagi upaya pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis kualitas manusia.

“Awalan ini bagus, tapi untuk harapan menjadi negara maju, pertumbuhan harus double digit, pemerataan jelas, dan stabilitas terjaga. Ini baru ada harapan nyata,” pungkas Menkeu.

Dengan strategi yang terukur dan fokus pada tiga pilar utama pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas Indonesia diharapkan dapat mencapai transformasi ekonomi menuju negara maju dalam jangka menengah hingga panjang. 

Pemerintah juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, investasi berkelanjutan, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan masa depan.

Terkini