Wamen ESDM Sebut RDMP Balikpapan Perkuat Ketahanan Energi

Kamis, 20 November 2025 | 15:06:16 WIB
Wamen ESDM Sebut RDMP Balikpapan Perkuat Ketahanan Energi

JAKARTA - Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dijalankan Pertamina menjadi salah satu tonggak penting dalam mendukung ketahanan energi nasional. 

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan, investasi besar ini tidak hanya memperkuat penyediaan energi, tetapi juga mendukung visi Pemerintahan Presiden Prabowo dalam menjaga ketahanan nasional.

“Karena seluruh kegiatan ekonomi tidak mungkin tanpa ketersediaan energi,” ujar Yuliot.

Kilang Balikpapan memiliki kapasitas pengolahan hingga 360 ribu barel per hari, yang setara dengan 22–25 persen dari kebutuhan minyak nasional. Peningkatan kapasitas ini diyakini akan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar serta meningkatkan pemanfaatan minyak domestik.

Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri

Yuliot menekankan bahwa proyek ini akan memastikan seluruh minyak yang dihasilkan di Indonesia diolah di dalam negeri. 

“Jadi, untuk minyak yang akan diolah dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi, kita mengupayakan seluruh minyak yang dihasilkan di dalam negeri akan diolah di dalam negeri. Kalau ada kekurangan kita akan impor,” jelasnya.

Dengan penambahan kapasitas sekitar 100 ribu barel per hari, impor diperkirakan akan turun 10–15 persen, sehingga mengurangi ketergantungan pada pasar global. Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas energi dan memperkuat kedaulatan energi nasional.

Pengolahan Residu dan Produk Petrokimia

Kilang Balikpapan juga memiliki keunggulan dalam memanfaatkan residu minyak yang sebelumnya memiliki nilai rendah. Residu ini akan diolah menjadi propylene dan ethylene, bahan baku penting untuk industri petrokimia dalam negeri.

“Jadi, nanti ada produk yang dihasilkan dari residu tadi, ada propylene, ada ethylene, itu juga dibutuhkan untuk industri dalam negeri. Selama ini untuk propylene dan ethylene, itu juga kita impor. Ini juga cukup besar, ini akan menjadi substitusi impor,” ujar Yuliot.

Dengan begitu, proyek ini tidak hanya menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi, tetapi juga mendukung industri hilir yang memerlukan bahan baku petrokimia, mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia.

Investasi Besar dan Dampak Ekonomi

Investasi yang digelontorkan Pertamina untuk proyek RDMP Balikpapan mencapai 7,4 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp126 triliun. Menurut Yuliot, angka ini merupakan salah satu investasi terbesar yang dilakukan BUMN dalam satu titik kegiatan.

“Untuk investasi yang dilakukan di sini, nilainya itu adalah 7,4 miliar dolar AS atau disetarakan dengan rupiah, itu adalah sekitar Rp126 triliun. Ini merupakan investasi yang sangat besar yang dilakukan oleh BUMN pada satu titik kegiatan,” kata Yuliot.

Investasi besar ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam memastikan ketahanan energi nasional serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui pemanfaatan maksimal sumber daya lokal.

Tahapan Penting Proyek RDMP Balikpapan

Proyek RDMP Balikpapan dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak perusahaannya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB). Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompleksitas kilang agar mampu menghasilkan produk bahan bakar ramah lingkungan dan berstandar tinggi.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan sejumlah tahapan penting telah dilalui, termasuk pengoperasian awal unit utama pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex pada 10 November 2025. 

Unit RFCC menjadi jantung kilang untuk menghasilkan produk setara standar Euro V, meningkatkan efisiensi, dan memperbesar nilai ekonomi kilang.

“Ini merupakan tahapan penting yang telah dilalui KPI dan Pertamina dalam pengoperasian RDMP Balikpapan. RFCC tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tetapi juga memperbesar nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri,” ujar Taufik.

Simbol Komitmen dan Pembangunan Berkelanjutan

Pengoperasian unit RFCC yang bertepatan dengan Hari Pahlawan 2025 menjadi simbol komitmen Pertamina dalam mendukung cita-cita pembangunan berkelanjutan dan berdaulat. Keberhasilan proyek ini diharapkan menjadi contoh nyata kontribusi BUMN dalam memastikan ketahanan energi bagi masyarakat dan industri nasional.

Pandangan Komisaris Utama Pertamina

Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, menekankan bahwa proyek RDMP Balikpapan bukanlah proyek biasa. Proyek ini menjadi ikon sumbangsih Pertamina untuk ketahanan energi bangsa.

“Proyek RDMP ini bukan proyek biasa. Ini adalah ikon sumbangsih Pertamina untuk ketahanan energi bangsa. Saya berharap kita semua di Pertamina tetap semangat menjalankan mandat mulia ini untuk menjawab harapan rakyat dan harapan Bapak Presiden,” kata Iriawan.

Dengan semangat ini, seluruh pihak di Pertamina diharapkan menjaga kualitas dan keberlanjutan proyek, sehingga manfaat bagi nasional dapat dirasakan secara optimal, baik dari sisi ketahanan energi, nilai tambah industri, maupun pengurangan impor.

RDMP Balikpapan Perkuat Kedaulatan Energi

Proyek RDMP Balikpapan menjadi tonggak penting ketahanan energi Indonesia. Dengan kapasitas pengolahan besar, pemanfaatan residu untuk petrokimia, serta investasi triliunan rupiah, proyek ini mendukung strategi nasional dalam mengurangi impor, memperkuat industri hilir, dan memastikan ketersediaan energi yang andal.

Selain itu, keberhasilan proyek ini juga menjadi simbol komitmen BUMN dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, sekaligus memastikan Indonesia memiliki kedaulatan energi yang kuat di masa depan.

Terkini