Lonjakan Arus Peti Kemas Dorong Kinerja Operasional IPC TPK Nasional

Rabu, 19 November 2025 | 09:20:02 WIB
Lonjakan Arus Peti Kemas Dorong Kinerja Operasional IPC TPK Nasional

JAKARTA - Pemulihan ekonomi Indonesia mulai terlihat dari meningkatnya aktivitas logistik di pelabuhan, yang menjadi indikator penting kesehatan perdagangan nasional. 

Terminal Petikemas Indonesia (IPC TPK) mencatat pertumbuhan kinerja operasi sebesar 13,1 persen pada periode Januari–Oktober 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total arus peti kemas yang ditangani mencapai 2.947.775 TEUs, meningkat dari 2.604.740 TEUs pada Januari–Oktober 2024.

Pertumbuhan ini mencerminkan perbaikan aktivitas ekspor dan impor di berbagai pelabuhan utama yang dikelola IPC TPK. 

Menurut Pramestie Wulandary, Corporate Secretary IPC TPK, “Peningkatan layanan terus kami terapkan guna memberikan kepastian bagi para pengguna jasa dengan mengutamakan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG)”. 

Hal ini menunjukkan bahwa selain meningkatkan volume, IPC TPK juga fokus pada keberlanjutan dan kualitas layanan.

Lonjakan Ekspor Komoditas Strategis

Kenaikan arus peti kemas sebagian besar dipicu oleh lonjakan ekspor sejumlah komoditas unggulan, terutama dari wilayah Sumatera dan Lampung. 

Area Panjang, Lampung, menjadi kawasan dengan pertumbuhan tertinggi hingga 24,25 persen, didorong oleh ekspor refined glycerine yang melonjak 458,9 persen, kopi (199 persen), karet (173,7 persen), udang beku (133,1 persen), dan pisang segar (123,5 persen).

Sementara itu, Pelabuhan Palembang mengalami peningkatan 8,43 persen, didorong ekspor karet (115 persen), kelapa (119 persen), dan produk kayu (139 persen). 

Teluk Bayur juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,76 persen, terutama dari ekspor gambir yang meningkat lebih dari 100 persen dan cassia vera sebesar 6,25 persen.

Tren ini menunjukkan bahwa permintaan internasional terhadap komoditas Indonesia tetap kuat, meskipun kondisi global mengalami ketidakpastian. Pelabuhan-pelabuhan regional pun memainkan peran penting dalam mendukung ekspor komoditas tersebut secara efektif.

Kinerja Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan Pontianak

Pertumbuhan aktivitas tidak hanya terjadi di pelabuhan regional, tetapi juga di pelabuhan tersibuk nasional, Tanjung Priok. Di Area Priok 1, arus peti kemas meningkat 11,7 persen, sementara di Area Priok 2 naik 5,6 persen. Hal ini menegaskan peran strategis Priok sebagai pusat distribusi logistik nasional.

Selain itu, di Pontianak, Kalimantan Barat, arus peti kemas tumbuh 7,6 persen, menandakan adanya pemerataan pemulihan aktivitas logistik di wilayah Indonesia bagian barat dan timur. Peningkatan volume ini berdampak positif terhadap distribusi barang dan stabilitas rantai pasok nasional.

Peningkatan Kapasitas Pelayanan Kapal

Tidak hanya volume peti kemas, jumlah kapal yang dilayani IPC TPK juga meningkat 5,7 persen, dari 4.114 unit pada Januari–Oktober 2024 menjadi 4.349 unit pada periode sama 2025. 

Peningkatan ini menandai optimisasi kapasitas terminal dan kemampuan pelabuhan dalam melayani arus kapal yang lebih padat, sehingga pengguna jasa mendapatkan kepastian waktu layanan.

Dengan peningkatan jumlah kapal, pelabuhan dapat mendukung kelancaran perdagangan ekspor-impor dan meminimalkan kemacetan logistik yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Ini juga menjadi daya tarik bagi investor yang membutuhkan efisiensi rantai pasok.

Kontribusi terhadap Ekonomi Makro

Dari perspektif makroekonomi, pertumbuhan arus peti kemas selaras dengan pemulihan ekspor nasional. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari–September 2025 mencapai 209,81 miliar dollar AS, tumbuh 8,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Surplus perdagangan tercatat 33,48 miliar dollar AS, menegaskan kontribusi positif sektor logistik terhadap perekonomian nasional.

Kinerja IPC TPK yang meningkat 13,1 persen bukan hanya angka statistik, tetapi cerminan nyata kemampuan pelabuhan Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya saing komoditas unggulan, dan menjaga konektivitas perdagangan internasional.

Digitalisasi Layanan: Sistem Single Billing PARAMA

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan transparansi, IPC TPK mulai mengoperasikan sistem Single Billing PARAMA, sebuah portal terpadu yang memungkinkan pengguna jasa mengajukan permintaan layanan secara daring, mulai dari penerimaan, pengiriman, hingga aktivitas pendukung.

Sistem ini diharapkan dapat mempercepat proses pelayanan, mengurangi prosedur manual, serta meningkatkan transparansi operasional. Dengan digitalisasi, pelabuhan mampu menyesuaikan diri dengan standar global dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha, baik untuk ekspor maupun impor.

Tantangan dan Strategi Ke Depan

Meski pertumbuhan terlihat positif, IPC TPK menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas operasional seiring meningkatnya volume. Teknologi digital, peningkatan kapasitas terminal, dan penerapan prinsip ESG menjadi strategi utama untuk mempertahankan tren positif.

Menurut Pramestie Wulandary, “Trend positif ini kami terus pertahankan untuk penguatan perekonomian dan konektivitas logistik nasional maupun internasional.” Pendekatan ini memastikan pelabuhan Indonesia tetap kompetitif, efisien, dan ramah lingkungan.

Dampak Positif bagi Sektor Lain

Pertumbuhan kinerja IPC TPK memberikan efek domino bagi sektor lain, termasuk industri manufaktur, agrikultur, dan perdagangan ekspor-impor. Peningkatan kapasitas pelabuhan meningkatkan kepastian rantai pasok, menurunkan biaya logistik, dan memacu investasi di daerah-daerah dengan pelabuhan strategis.

Selain itu, digitalisasi layanan membuat transaksi lebih cepat dan transparan, meningkatkan kepercayaan pengguna jasa. Hal ini mendorong percepatan distribusi barang, baik domestik maupun internasional, sehingga ekonomi regional dan nasional ikut terdongkrak.

Aktivitas logistik di pelabuhan nasional menunjukkan tren positif yang solid, tercermin dari pertumbuhan 13,1 persen IPC TPK dan peningkatan volume kapal yang dilayani. 

Lonjakan arus peti kemas di Lampung, Palembang, Teluk Bayur, Tanjung Priok, dan Pontianak menegaskan peran vital sektor logistik bagi pemulihan ekonomi Indonesia.

Digitalisasi layanan melalui PARAMA, optimisasi kapasitas terminal, dan penerapan prinsip ESG menjadi fondasi agar pertumbuhan berkelanjutan dapat tercapai. 

Dengan strategi ini, pelabuhan nasional mampu mendukung perdagangan global, memperkuat ketahanan ekonomi, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.

Terkini