Mastel Tegaskan Konektivitas Satria-1 Kunci Sukses Panel Interaktif

Rabu, 19 November 2025 | 09:19:53 WIB
Mastel Tegaskan Konektivitas Satria-1 Kunci Sukses Panel Interaktif

JAKARTA - Pemerintah Indonesia sedang mendorong modernisasi pendidikan melalui pemasangan satu juta panel interaktif di sekolah-sekolah yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran, memperluas akses pendidikan, serta menjawab kebutuhan modernisasi yang semakin mendesak di era digital.

Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada jumlah panel yang dipasang. Faktor paling krusial adalah ketersediaan layanan internet yang memadai di seluruh wilayah, khususnya di daerah yang selama ini sulit dijangkau. 

Tanpa konektivitas yang stabil, panel interaktif hanya menjadi perangkat fisik yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Peran Konektivitas Satelit Satria-1

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sarwoto Atmosutarno, menekankan bahwa dukungan konektivitas dari Palapa Ring hingga Satelit Satria-I sangat vital. 

Menurut Sarwoto, infrastruktur ini akan memastikan sekolah-sekolah di 3T memperoleh akses digital yang cukup untuk menjalankan panel interaktif secara maksimal.

“Secara mekanisme baku yang ada, daerah 3T tersebut dapat dimasukkan sebagai daerah USO Universal Service Obligation,” ujar Sarwoto. 

Dengan penetapan sebagai daerah USO, sekolah yang belum terjangkau layanan internet akan mendapatkan prioritas layanan, sehingga pemasangan panel dapat mendukung kegiatan belajar mengajar secara efektif.

BLU Bakti Komdigi dan Sinergi Infrastruktur

Pelaksanaan kewajiban layanan universal ini difasilitasi melalui Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BLU Bakti Komdigi) di bawah Kementerian Komunikasi dan Digital. 

Sarwoto menyebut bahwa Bakti dapat bekerja sama dengan penyelenggara jaringan internet yang sudah beroperasi, memanfaatkan kapasitas satelit Satria-1, jaringan Palapa Ring berbasis serat optik, dan BTS 4G.

Langkah ini menandai percepatan digitalisasi di sektor pendidikan, sekaligus menjadi indikator meningkatnya kebutuhan digital di pemerintahan dan berbagai sektor publik lainnya. 

Mastel menilai inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi digital nasional, yang mencakup sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE), Government Technology (GovTech), Satu Data Indonesia, Pusat Data Nasional, dan berbagai program USO lainnya.

Bentuk Lembaga dan Strategi Pemerintah

Mastel juga menyoroti perlunya pembentukan kembali lembaga serupa Perumtel untuk menjadi pelaksana utama program digital pemerintah, sementara Peruri tetap fokus pada aplikasi. 

Menurut Sarwoto, bentuk Perusahaan Umum lebih fleksibel untuk menjalankan fungsi internal maupun eksternal terkait kebutuhan digital pemerintah, sedangkan TelkomGroup fokus pada penciptaan nilai berbasis korporasi di pasar terbuka, baik B2B maupun B2C.

Target Pemerintah dalam Pemasangan Panel

Presiden Prabowo Subianto menegaskan percepatan digitalisasi pendidikan akan dilaksanakan pada 2026. Dalam peluncuran panel interaktif di SMPN 4 Kota Bekasi, ia menyebut rencana pemasangan tiga panel tambahan untuk setiap sekolah, sehingga total panel yang terpasang mencapai sekitar satu juta unit.

“Tahun depan kita punya sasaran yang lebih besar lagi, tahun depan sasaran kita adalah menambah tiga panel, berarti tiga kelas lagi untuk semua sekolah di Indonesia. Insyaallah tahun depan kita akan pasang satu juta panel kira-kira,” ujar Prabowo.

Konektivitas sebagai Kunci Sukses

Sarwoto menekankan bahwa program ini bukan sekadar proyek pemasangan perangkat, tetapi bagian dari modernisasi pendidikan nasional yang terintegrasi dengan transformasi digital pemerintah. 

Keberhasilan panel interaktif sangat bergantung pada konektivitas merata, yang akan mendukung kegiatan belajar-mengajar, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memperkuat literasi digital peserta didik serta tenaga pendidik.

Optimalisasi Infrastruktur Internet

BLU Bakti Komdigi akan memanfaatkan infrastruktur yang ada serta bekerja sama dengan penyelenggara jaringan untuk memastikan setiap sekolah di 3T memperoleh layanan broadband yang memadai. 

Sarwoto menambahkan bahwa kombinasi satelit, jaringan serat optik, dan BTS 4G memungkinkan panel interaktif dapat digunakan secara optimal bahkan di wilayah terpencil.

Dampak Transformasi Digital Lebih Luas

Program satu juta panel interaktif tidak hanya berdampak pada sektor pendidikan, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi digital lebih luas. 

Mastel menilai bahwa digitalisasi pemerintahan melalui panel interaktif akan membuka peluang pemanfaatan teknologi di sektor administrasi publik, pengumpulan data, dan pelayanan masyarakat.

Dengan akses pendidikan digital yang merata, diharapkan kesenjangan teknologi antarwilayah dapat dikurangi. Hal ini juga mendukung pengembangan sumber daya manusia yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era digital global.

Pendidikan Digital yang Inklusif

Sarwoto menyimpulkan bahwa sinergi antara pemerintah, Mastel, BLU Bakti Komdigi, dan penyelenggara jaringan internet adalah langkah strategis menjawab tantangan pendidikan modern. 

Dengan dukungan teknologi dan konektivitas, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan digital yang inklusi, merata, dan berkualitas, sekaligus menyiapkan generasi muda menghadapi era digital global.

Program ini menjadi bukti bahwa pemerintah serius mendorong transformasi digital pendidikan, dengan konektivitas sebagai fondasi utama. Panel interaktif bukan sekadar perangkat fisik, tetapi sarana pembelajaran teknologi yang mendukung generasi muda beradaptasi dengan perubahan zaman.

Terkini